SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Pemerintah Filipina mengkonfirmasi 123 warga dinyatakan tewas karena lonsor di Filipina bagian tengah.
Wilayah paling parah terjadi bencana yakni Kota Baybay di Provinsi Leyte Tengah, lantara mengubur satu perkampungan kecil yang dihuni 83 penduduk.
Dewan Manajemen dan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Filipina, Mark Timbal mengatakan, warga yang dievakuasi ke wilayah yang dianggap aman justru terkena longsor susulan.
Pihaknya kini tengah mencari korban tertimbun tanah, usai badai mereda.
Baca Juga: Simak!! Ini Biaya Haji 2022 yang Telah Disepakati Pemerintah bersama DPR
Timbal menegaskan, pihaknya tidak menghitung kerugian yang ditimbulkan karena longsor. Perhatiannya saat ini adalah evakuasi warga Filipina yang selamat, serta melanjutkan pencarian korban.
Walikota Baybay, Jose Carlos Cari mengatakan, ia khawatir dengan jumlah korban yang kian bertambah. Sementara, kota terdekat dari wilayahnya yakni, Abuyog, dikabarkan terendam banjir dan tertimpa longsor, denga 31 kematian.
"Setelah tanah longsor, sisa 20% rumah di sepanjang pantai dibanjiri gelombang badai," ujar Wali Kota Abuyog mengutip New York Times, Kamis 14 April 2022.
Baca Juga: Doa Ramadhan Hari ke 13 Lengkap Bacaan Latin dan Arab Serta Artinya
Badan Bantuan Bencana Manila mengumumkan, 139.000 orang di pesisir Filipina timur terdampak bencana badai Tropis Megi. Negara Filipina disebut sebagai wilayah yang dikepung sabuk topan.
Setidaknya, dalam setahun, Filipina mengalami 20 kali badai, dengan beberapa badai besar merusak lingkungan. Kejadian terbesar berada pada November 2013, saat Topan Haiyan menghantam Filipina tengah, dan menewaskan ribuan orang. ***
Baca Juga: Thariq dan Fuji Sindir Pihak Belum Move On