Dirjen Bimas Buddha, Nyoman Suryadharma, mengatakan tujuannya bertemu Ganjar untuk menyampaikan beberapa hal penting.
Setidaknya ada empat poin yang disampaikan.
Pertama, terkait pemanfaatan Candi Borobudur untuk event besar Swayamvara Tripitaka Gatha pada tahun 2023 mendatang.
Baca Juga: Ini Kisah Geraldine Beldi, Sosok Guru SD saat Temukan Jasad Eril
Terkait event tersebut diharapkan ada sinergi antara Dirjen Bimas Buddha Kemenag RI dengan Pemprov Jateng sebagai panitia bersama.
Di samping sterilisasi area candi, Nyoman juga berharap untuk kepentingan ibadah pengunjung tidak dibatasi sebanyak 1.200 orang.
Ia meminta setidaknya bisa mencapai jumlah 10.000, tentunya dengan pengaturan yang baik selama kegiatan.
Kedua, kepada Gubernur ketika umat Buddha di Indonesia, mancanegara, atau dari manapun melakukan puja bakti atau hari raya di Borobudur itu agar tidak ada orang naik di struktur Candi Borobudur.
"Artinya agar candi itu benar-benar sakral ketika kami melakukan hari raya. Karena juga ada ritual puter Borobudur sebanyak tiga kali. Supaya candi steril dan supaya menjaga kesakralan candi, ada nuansa sakral," katanya.
Baca Juga: Ini Sosok Wanita Penemu Jenazah Eril di Bendungan Engehalde
Poin ketiga, lanjut Nyoman, terkait pengangkatan guru agama Buddha.
Ia menjelaskan bahwa saat ini pengangkatan guru agama Buddha tidak lagi dilakukan oleh Kementerian Agama tetapi dari pemerintah daerah masing-masing.
Maka dari itu ia meminta Ganjar untuk menyiapkan formasi untuk guru agama Buddha.
Untuk di Jawa Tengah ini nanti sekiranya ada formasi agar diberikan formasi untuk pengangkatan guru-guru agama, baik negeri maupun PPPK untuk ditempatkan di sekolah-sekolah umum karena kami tidak memiliki sekolah sendiri.
Baca Juga: Komandan Korbrimob Polri Kini Dijabat Jenderal Bintang Tiga