AYOSEMARANG.COM -- Sebuah tempat istimewa terkadang memiliki cerita unik di baliknya, tak terkecuali perpustakaan terbesar ketiga di dunia yang akan diulas pada artikel kali ini.
Tempat koleksi buku yang megah nan istimewa ini bernama perpustakaan Mar'asyi Najafi. Nama ini diambil dari nama pendirinya, yakni Ayatullah Shihabuddin Mar'asyi Najafi.
Perpustakaan Islam terbesar ketiga di dunia ini terletak di negeri Persia Iran, tepatnya di Kota Qom. Lokasinya pun tidak jauh dari Haram Sayyidah Fathimah Maksumah, wanita mulia keturunan Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: 3 Wisata Arum Jeram di Semarang dan Sekitarnya, Cocok untuk Menggugah Adrenalin!
Perpustakaan ini selain istimewa karena dinobatkan menjadi perpustakaan Islam terbesar ketiga di dunia, juga memiliki keistimewaan lain karena keberlimpahan buku kunonya hingga sejarah berdirinya yang unik.
Terkenal dengan koleksi bukunya yang lengkap dan berlimpah, perpustakaan ini menyediakan buku-buku mulai dari buku tulisan tangan terbitan paling kuno sekitar 1000 tahun lalu hingga buku-buku yang dicetak secara modern. Koleksinya pun lebih dari 68 ribu judul buku.
Sejarah uniknya yakni ada pada pengumpulan buku itu sendiri, di mana puluhan ribu buku itu dikumpulkan sendiri oleh pendirinya, yang tak lain adalah Ayatullah Mar'asyi An Najafi.
Ayatullah Mar'asyi adalah seorang ulama yang amat mencintai buku. Kehidupan ekonomi ulama ini berkekurangan, tetapi karena kecintaannya terhadap buku, sang ulama berusaha memperoleh banyak buku dengan cara apa saja asalkan halal.
Di saat ingin membeli buku tetapi tidak punya uang, sang ulama ini sanggup menjalankan sholat, puasa, atau bahkan membacakan al-Qur'an untuk dihadiahkan ke seseorang yang sudah meninggal atas permintaan keluarganya. Di mana dari aktivitas ibadah itu, Ayatullah Mar'asyi mendapatkan imbalan uang untuk kemudian dibelikan buku.
Tak hanya itu, sang pendiri perpustakaan megah ini pun pernah menghemat menu makan, mengurangi sebagian biaya hidup, hingga bekerja di pabrik beras demi membeli dan mengumpulkan peninggalan kebudayaan Islam dan manuskrip-manuskrip serta kitab-kitab tercetak yang sudah langka.
Hingga akhirnya, atas jasa ulama pecinta buku ini, ribuan buku kuno maupun modern bisa terkoleksi. Di akhir hayatnya, perpustakaan yang dirintisnya ini bisa berkembang dan menjadi tempat yang banyak dikunjungi wisatawan sampai sekarang.
Atas kecintaannya kepada buku, Ayatullah Mar'asyi ketika wafat tidak meninggalkan apapun kecuali buku yang dicintainya. Menurut penjelasan kepala perpustakaan, sang ulama memiliki wasiat di akhir hayatnya terkait dengan perpustakaan yang dibangunnya.
Baca Juga: 5 Tips Sederhana dan Jitu agar Terbiasa Sholat Tepat Waktu, Nomor 4 Sangat Membantu