G20 Indonesia Lahirkan Action for Strong and Inclusive Recovery, Ini Penjelasan Menlu Retno

photo author
- Rabu, 16 November 2022 | 18:30 WIB
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. (Istimewa)
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. (Istimewa)

BALI, AYOSEMARANG.COM - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menyampaikan Presidensi G20 Indonesia sukses mencatatkan sejumlah pencapaian yakni kesepakatan di antara para negara anggota. Di antara kesuksesan Indonesia dala Kekuatan G20 tahun ini adalah disepakatinya dokumen yang dideklarasi berjudul "G20 Action for Strong and Inclusive Recovery".


"Nah di penghujung ini, kita lakukan negosiasi terpisah untuk apa yang dinamakan "G20 Action for Strong and Inklusive Recovery" document," kata Menlu Retno dalam Talkshow yang digelar FMB9 pada Rabu 16 November 2022.

Menlu Retno menjelaskan, dokumen deklarasi ini berisi daftar proyek yang
disebut sebagai concrete deliverables. Dokumen ini merupakan persembahan
presidensi G20 Indonesia untuk dunia.

Baca Juga: Akselerasi Transformasi Digital Melalui G20, Google Optimistis Ekonomi Digital Indonesia Berkembang Pesat

Proyek-proyek ini, Menlu Retno menjelaskan, ada proyek yang bersifat new projects atau proyek baru, ada yang berupa dukungan untuk existing projects hingga yang sifatnya extention dari existing project.


"Selain itu, ada juga yang berbentuk hibah dan ada yang berbentuk capacity building, research development dan hingga investasi," bebernya.

Menlu Retno menyampaikan Presidensi G20 Indonesia merupakan kekuatan
pertama yang berpikir dan berinisiatif mengenai concrete deliverables ini.
"Jadi concrete deliverables yang judulnya adalah "G20 Action for Strong and I,nclusive Recovery" itu sudah selesai dinegosiasikan. Prosesnya itu memerlukan 8 kali putaran negosiasi hingga mencapai titik kesepakatan di antara negara anggota," ungkapnya.


Presidensi G20 Indonesia Berjalan Extramile

Pada kesempatan tersebut, Menlu Retno mengatakan, penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia mencatatkan kesuksesan.
Bahkan, keketuan Indonesia menggelar G20 tahun ini sudah berjalan extra mile.

"Di presidensi G20 Indonesia, kita ini berjalan extra mile. Kenapa? Di awal presidensi kita mengatakan ingin membawakan suara negara-negara berkembang dan kita ingin mempresentasikan kerjasama-kerjasama konkrit yang dilakukan oleh negara G20 untuk dunia," kata Menlu Retno.

Pada talkshow bertema "Komitmen G20 Mengatasi Perubahan Iklim dan
Masalah Lingkungan, Menlu Retno mengatakan kesuksesan sebuah KTT G20
dapat diukur melalui dua hal. Pertama adalah kehadiran para pemimpin negara
anggota.

Dalam presidensi G20 Indonesia, kehadiran para leaders dari negara anggota
sangat tinggi. Padahal dalam situasi normal pun, katanya, tidak semua KTT G20
dihadiri oleh semua negara.

"Saya punya data misalnya 2018, tidak semua. 2019 tidak semua. 2021 tidak semua. 2020 memang semua karena dilakukan secara virtual. Poinnya adalah, dalam situasi normal pun, tidak semua leaders bisa hadir, apalagi di saat tidak normal seperti ini," ujar Menlu Retno.

Ukuran kedua, tambah Menlu Retno, adalah output dari gelaran KTT G20tersebut yang berakhir pada deklarasi, yakni nama sebuah dokumen.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X