AYOSEMARANG.COM -- Murai batu blorok sebenarnya merupakan penyimpangan genetika.
Kejadian semacam ini adalah suatu peristiwa yang wajar, pada kehidupan burung di alam liar.
Mutasi yang terjadi pada murai blorok, dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu eksternal dan internal.
Baca Juga: Perkutut Jenis Ini Dipercaya sebagai Burung Pembawa Keberuntungan, Kenali Ciri-cirinya di SINI
Faktor eksternal yaitu perubahan fisik yang dipengaruhi oleh faktor Iklim dan faktor jenis makanan yang di konsumsi.
Sedangkan faktor internal adalah perubahan yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau hormon.
Faktor eksternal biasanya perubahan bersifat temporal, sedangkan internal merupakan mutasi secara permanen.
Akan tetapi justru dengan perubahan warna bulu yang tidak lazim ini, membuat murai blorok memiliki harga yang mahal.
Baca Juga: Selain Kicauan, 5 Jenis Murai Batu Ini Terkenal karena Kecantikannya yang Mampu Sihir Pecinta Burung
Harga tinggi akibat ketidaklaziman murai batu blorok, yang pada akhirnya sering menjadi pertanyaan.
Pada umumnya murai batu identik dengan warna hitam pada kepala, punggung sampai ekor.
Sementara itu murai blorok memiliki warna coklat kemerah-merahan, dari dada hingga kloaka.
Bagian bawah ekor dan punggung berwarna putih, semakin menambah daya tarik jenis ini.
Baca Juga: Bagi Penggemar Burung Murai yang Memiliki Dana Terbatas, Ini Dia 3 Jenisnya yang Berharga Murah