"Apakah penyidik itu memperingatkanmu? Dan kau masih tidak mengakuinya?" cecar jaksa untuk memastikan.
"Saya diberitahu bahwa saya tidak akan mengakuinya," kata Kuat.
"Saudara sangat kuat ya, sama seperti orangnya yang memegang janjinya," kata jaksa sambil tertawa.
Menanggapi hal tersebut, sopir pribadi Ferdy Sambo mengaku tidak ingin menjadi orang yang berkhianat kepada Ferdy Sambo.
"Ya pokoknya saya tidak mau jadi pengkhianat," tegas Kuat Maruf.
Ketika ditanya apa yang ditanyakan penyelidik saat itu, Kuat memberi tahu bagaimana dia pertama kali diberi pertanyaan dan diperiksa tentang kematian Yosua.
Dia menjelaskan bahwa dia melakukan kesalahan di awal pemeriksaan karena tidak mengerti, sehingga dia dengan cepat menjelaskan peristiwa di Magelang Jawa Tengah.
Menurut Kuat Maruf, awalnya penyidik menanyakan KTP dan alamatnya dan meminta dituliskan, namun beralasan masih gemetaran, maka pihak penyidik yang menulis.
Kemudian dia diminta untuk melaporkan peristiwa yang terjadi. Tanpa pikir panjang, dia langsung menceritakan kejadian di Magelang.
Dalam kesaksiannya, Kuat Maruf mengaku salah dengan Yosua saat berada di Magelang, sementara tidak mengetahui apa yang terjadi saat baku tembak di rumah Duren Tiga.
"Karena saya yang punya salah sama Yosua itu di Magelang, kalau soal Duren Tiga kan saya salahnya apa," jelas Kuat Maruf.
"Betul, karena di otak saya salahnya ada di Magelang," tutupnya.***