Apa Arti Sundala dalam Bahasa Makassar? Ungkap Makna Sundala Bagi Orang Sulawesi Selatan

- Minggu, 29 Januari 2023 | 11:54 WIB
Apa Arti Sundala dalam Bahasa Makassar? Ungkap Makna Sundala Bagi Orang Sulawesi Selatan sebagai kata umpatan (Pexels Photo by Anete Lusina)
Apa Arti Sundala dalam Bahasa Makassar? Ungkap Makna Sundala Bagi Orang Sulawesi Selatan sebagai kata umpatan (Pexels Photo by Anete Lusina)

SEMARANG, AYO SEMARANG – Apa arti sundala dalam bahasa Makassar? Benarkah merupakan umpatan berkonotasi negatif bagi orang Sulawesi Selatan? Berikut arti sundala.

sundala bikin heboh dunia media sosial terutama TikTok karena banyak konten kreator yang menggunakan kata tersebut untuk berkomunikasi kepada orang lain.

Alhasil banyak yang penasaran dengan arti sundala yang viral bahkan menjadi bahasa gaul yang populer di kalangan pengguna media sosial.

Baca Juga: Arti Aire dalam Bahasa Arab Adalah Apa? Inilah Artinya Aire yang Bikin Heboh di Sosial Media

sundala adalah sebuah kosakata yang berasal dari Kota Makassar di Sulawesi Selatan yang biasanya dicap sebagai kata umpatan yang kasar.

Umpatan kata sundala mengarah kepada hinaan dan makian yang ditujukan kepada seseorang atau sesuatu yang membuat orang marah atau emosi.

Bagi orang Sulawesi Selatan, kata sundala adalah sebuah umpatan kasar atau kata kotor yang tidak sopan jika digunakan untuk memanggil seseorang.

Tak hanya sundala yang viral di media sosial, ada kata umpatan lainnya dari Sulawesi Selatan yang sempat menjadi topik hangat dan sering diperbincangkan.

Umpatan kotor dari Sulawesi Selatan di antaranya Telaso, Kong Kong dan Annasundala yang sering digabung dengan kata sundala.

Arti sundala bagi orang Sulawesi Selatan adalah apa? Simak selengkapnya arti sundala yang sedang viral di TikTok.

Baca Juga: Arti Sundala Bagi Orang Sulawesi Selatan Adalah Apa? Ini Makna Umpatan dari Makassar yang Viral di TikTok Itu

1. Arti sundala dan Anassundala di Sulawesi

Istilah khusus "sundala" digunakan oleh penduduk Kota Daeng di Sulawesi Selatan sebagai sebuah ungkapan yang dianggap sangat tidak sopan dan tidak pantas digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Mulai dari tahun 1991, kata tersebut digunakan oleh masyarakat di wilayah tersebut untuk menyebut komunitas waria atau laki-laki yang memiliki penampilan seperti perempuan.

Halaman:

Editor: Ica Agustin

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X