Karena ketika dia meninggal pada hari Selasa, itu berarti Allah menilai dia sebagai orang yang sholeh.
"Jika saya meninggal pada hari Selasa, Allah akan mengambil ukuran orang sholeh. Yaitu memakai status kelaiman beliau. Dia tidak mengatakan itu, tapi kami menangkapnya seperti itu," jelas Gus Baha mengenang gurunya.
Namun jika Mbah Moen tidak meninggal pada hari Selasa, ia berharap meninggal pada hari Jumat juga.
mbah moenBaca Juga: Ijazah 1 Menit Amalan Mbah Moen Bisa Buka Pintu Rezeki dan Selamatkan Hidup dari Kemelaratan
"Kalau hari Jumat meninggal, saya yang jadi wali. 'Kok enak, semuanya enak mbah?' Tanya saya, Mbah Moen hanya tertawa," kenang Gus Baha.
Ini memang bukti bahwa kita harus selalu berprasangka baik kepada Allah SWT.
"Begitulah huznuzan Mbah Moen bagi Allah. Jika orang meninggal pada hari Selasa maka dia ulama. Jika dia meninggal pada hari Jumat, maka dia wali."
"Kalau Selasa mati ya mati. Jumat mati, orang lain malah mengira meninggal saja," canda Gus Baha.
"Malah kalau jam matimu nanggung, tetangga ngomong: Ini mau Jumatan, kok, pakai mati segala?" canda Gus Baha.
Itulah wasiat Mbah Moen semasa hidupnya kapada Gus Baha. Beliau menginginkan meninggal di hari Selasa atau Jumat.***(Syarifuddin)