Krapyak menurut keyakinan Keraton sebagai tempat roh-roh dimana Sang Maha Pencipta menghembuskan Roh Suci ke dalam badan seorang calon bayi dalam kandungan ibu.
Secara simbolik Panggung Krapyak merupakan titik awal sumbu filosofi yang ternyata mengandung makna mendalam dan berisi sebuah nasehat tentang asal-usul kita.
Konon Gedong Panggung Krapyak berada di tengah-tengah kawasan perburuan kerator yang digunakan oleh sultan sebagai tempat untuk menyaksikan ketangkasan prajuritnya dalam berburu rusa.
Kata Krapyak mengutip buku karya Denys Lombard yang berjudul Nusa Jawa berarti cagar alam untuk perburuan.
Sehingga makna harfiah dari Krapyak yakni perburuan di kawasan berpagar yang digunakan untuk kawasan berlatih berburu.
Hal ini sesuai dengan tradisi Kraton Yogyakarta yakni sultan memelihara rusa di kawasan cagar alam tertutup atau berpagar.***