Menyambut Hari Pariwisata Sedunia, Polygon Bikes Gelar Acara Sepeda dan Camping di Jogja

photo author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 14:46 WIB
Event Polygon Bikepackers, pada 27-28 September 2025 di Yogyakarta berlangsung meriah. (istimewa/Polygon.)
Event Polygon Bikepackers, pada 27-28 September 2025 di Yogyakarta berlangsung meriah. (istimewa/Polygon.)

Kental dengan rutenya yang menantang dan orienteering-nya yang tanpa ampun, seluruh peserta ditantang untuk bisa keluar dari zona nyaman mereka dengan tantangan yang membawa ciri khas alam maupun budaya di dalamnya. Seperti pemecahan sandi salah satunya yang bekerja sama dengan museum Sandi.

Peserta dibagi atas dua kategori, Individual Adventurer dan Family Explorer, yang berarti peserta diberikan kebebasan apakah ingin menjelajah secara individu bersama komunitas, atau menjelajah keseruan berpetualang dalam keluarga yang tentunya menyuguhkan petualangan berbeda namun tetap menantang.


Bekerja sama dengan 5500 by Rute Syahdu, kategori Individual Adventurer harus menentukan sendiri jalur menuju tujuh checkpoint yang telah ditentukan. Menaklukkan tujuh checkpoint, 35 kilometer, dan elevasi 650 meter.

“Tantangannya adalah bagaimana peserta tidak nyasar dengan rute yang dibuatnya sendiri,” jelas Yoan Narotama, pendiri acara 5500 sambil tertawa.

“Yang paling asyik adalah makan semangka di tengah sawah,” ucap Gaffar Aiman.

Tidak kalah menarik, acara Family Explorer fokus pada pembangunan ikatan orang tua dengan anaknya. Mereka harus menyelesaikan satu misi ke misi lainnya, dari mewarnai sepeda, bersepeda melewati rintangan, gasing, dakon, hingga egrang.

 

Misbahuddin, influencer pecinta alam dan outdoor asal Makassar mengisi salah satu pelatihan sebelum peserta disuruh menyelesaikan tantangan orienteering. “Ini pertama kali saya nyobain Bikepackers. Tenda, sepeda, dan rasa penasaran adalah kombinasi yang ternyata bikin ketagihan. Terima kasih Polygon sudah menyelenggarakan acara luar biasa ini. Semangat petualangannya sangat terasa dan berkesan!”

Cerita-Cerita Petualangan yang Menginspirasi: Budaya dan Alam yang Harus Terus Dijaga


“Saya ingin mengenal Indonesia lebih jauh. Dengan banyak budaya dan alam, ingin mendorong anak muda dengan kegiatan positif,” ucap Arsal Bahtiar, overland content creator yang baru saja menyelesaikan misinya menjelajahi Sulawesi bulan Agustus lalu. “Ternyata Indonesia itu orangnya ramah. Perjalanan pertamaku Overland berkesan, yang awalnya cuma mau sekali seumur hidup, akhirnya berlanjut hingga ke Sumatera dan Sulawesi," lanjutnya.

Indonesia terkenal dengan budaya yang begitu kaya dengan 1.941 Warisan Budaya Takbenda dengan total 8.065 karya budaya, membuat setiap daerah di Indonesia memiliki khas-nya masing-masing. Mulai dari adat-istiadat, kuliner, karya seni, rumah adat, hingga rumah adat. Yogyakarta menjadi salah satu kota yang menyimpan kekayaan budaya dan sejarahnya.

Teuku Islahuddin atau akrab disapa Udin, pecinta gowes jarak jauh yang namanya tak lagi asing di kalangan pesepeda juga ikut hadir sebagai Bintang tamu untuk membagikan pengalamannya. Ia berhasil lulus dari Bentang Jawa 2024, Everesting Challenge dengan mencapai elevation gain 8.848 meter, hingga 5500 Chapter Bandung 2025. Sepakat dengan Arsal, Teuku Islahuddin atau akrab disapa Udin ini memaparkan alasannya ikut Bentang Jawa adalah untuk mengenal pulau Jawa dari ujung ke ujung lain.

 

Acara ditutup dengan penanaman pohon serta membersihkan sampah. Sebuah tradisi dari Bikepackers yang selalu dijaga. Karena apa yang diambil dari alam, harus kembali lagi ke alam.

Komunitas yang hangat, peserta yang antusias, alam yang menyambut baik, serta senyuman warga setempat. Sebuah perpaduan yang apik dan berhasil mengukir senyum Warga Bikepackers – sebutan bagi komunitas Bikepackers yang sudah dibangun sejak tahun 2021 ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X