5 Jajanan Tradisional Khas Jawa Tengah Ini Sarat Makna Filosofi, Pernah Mencobanya?

photo author
- Selasa, 11 Oktober 2022 | 18:10 WIB
Apem jadi salah satu Jajanan Tradisional Khas Jawa Tengah Ini Sarat Makna Filosofi. (istimewa)
Apem jadi salah satu Jajanan Tradisional Khas Jawa Tengah Ini Sarat Makna Filosofi. (istimewa)

Cenil identik dengan makanan warna-warni yang biasanya disajikan dengan parutan kelapa, garam, maupun pandan. Jajanan tradisional ini masih dapat dengan mudah kalian jumpai di pasar-pasar tradisional.

Rasa cenil yang manis, kenyal, lengket, dan berwarna-warni, ternyata melambangkan makna filosofis berupa persaudaraan. Persaudaraan yang diharapkan di sini ialah agar hidup lebih harmonis, indah, dan menyenangkan.

Baca Juga: 5 Permainan Tradisional yang Sudah Jarang Dimainkan Anak-Anak Zaman Sekarang

4. Gethuk
Gethuk merupakan makanan khas masyarakat Jawa yang bahan utamanya menggunakan ketela pohon atau singkong. Memiliki tekstur yang lembut dengan rasa manis dan gurih, cukup membuat orang-orang berbondong-bondong mendapatkannya.

Di sisi lain, gethuk juga memiliki makna filosofis yang berkaitan dengan kesederhanaan. Jajanan tradisional ini mengajarkan pada manusia untuk selalu bersyukur terhadap apa yang dipunya dan selalu berinovasi terhadap hal-hal di sekitar kalian menjadi sesuatu yang lebih menarik dan bermanfaat.

5. Wajik

Jajanan tradisional yang satu ini mungkin sudah mulai jarang ditemui pada saat ini. Jajanan yang terbuat dari beras ketan ini memiliki tekstur yang sedikit lembek, bercita rasa manis, dan biasanya didominasi dengan warna cokelat.

Baca Juga: 5 Minuman Hangat Tradisional yang Cocok Dinikmati saat Musim Hujan

Wajik dapat dimaknai sebagai ‘wajib/wani tumindak becik’ yang memiliki arti berani untuk berbuat baik. Jajanan ini mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berani berbuat baik dan mengupayakan kebaikan terhadap sesama.

Demikian lima jajanan tradisional khas Jawa Tengah yang sarat akan makna filosofi. Meski terlihat sebagai jajanan yang jadul, namun ternyata makna filosofisnya yang cukup dalam, terutama bagi kehidupan manusia. (Wahyu Fitri Utami)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X