Kemudian sang pangeran mengatakan jika nanti anak dalam kandungan istrinya tersebut terlahir berwujud manusia, maka benar itu adalah anaknya.
Tetapi jika yang terlahir adalah batu yang menyerupai gajah, maka itu bukan anak pangeran Purbaya. Dan ternyata anak yang dilahirkan batu mirip seekor gajah.
Akhirnya, batu mirip seekor gajah ini ditempatkan di goa tempat pangeran Purbaya dulu bertapa dan hingga kini goa tersebut dinamakan Goa Gajah.
Baca Juga: 6 HP Murah 1 Jutaan RAM 4GB Terbaru 2022 Usung Spek Gaming Terbaik di Kelasnya, Ada Realme C33!
Museum ini terletak di Jalan Wonosari km 7 dan diresmikan tahun 1991 oleh KPAA Pakualam IIX, sebagai Gubernur DIY kala itu.
Museum ini memiliki koleksi wayang dan topeng dari abad ke-6 hingga abad ke-20, mulai yang berbahan kulit kayu, kayu, kertas, hingga kulit hewan.
Sebagai pemrakarsa museum ini adalah Prof. Dr. Soejono Prawiro Hadi Kusumo, seorang guru besar di UGM sekaligus sebagai pecinta wayang.
Baca Juga: Deretan Manfaat Angsana bagi Kesehatan, Pohon Peneduh yang Mudah Ditanam
Arsitektur bangunan kental dengan sejarah peradaban bangsa Indonesia. Gedung utama berarsitektur Jawa dan dipadu dengan pengaruh budaya luar di sekitarnya.
3. Situs Arca Gupolo
Situs ini berada di wilayah Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta dan berada di dalam hutan yang berketinggian 195 mdpl dekat dengan Candi Ijo.
Sejarah pasti dari situs Arca Gupolo ini sendiri belum ditemukan dan masih terus dilakukan penelitian oleh para ahli sejarah.
Baca Juga: Fakta Menarik Candi Borobudur, Banyak Relief dan Arca hingga Cerita Mitos
Pada tahun 1955 saat kejadian tanah bergerak di wilayah ini, salah satu arca raksasa sempat hilang tetapi saat ini telah ditemukan kembali.