Jateng Ajukan Penambahan Kuota BBM Bersubsidi di Tahun 2024

photo author
- Kamis, 7 Desember 2023 | 19:23 WIB
Sejumlah kendaraan mengisi BBM di SPBU Pertamina.  (arri widiarto)
Sejumlah kendaraan mengisi BBM di SPBU Pertamina. (arri widiarto)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengusulkan penambahan kuota BBM Bersubsidi untuk tahun 2024 mendatang. Langkah ini dilakukan seiring meningkatnya kegiatan masyarakat serta roda perekonomian di Jawa Tengah.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, Boedya Dharmawan mengatakan, kuota BBM Bersubsidi jenis solar pada tahun 2024 diusulkan sebesar 2,568 juta KL, atau lebih tinggi dari kuota tahun 2023 yang hanya sebesar 2 juta KL. Sedangkan untuk BBM Bersubsidi jenis Pertalite diusulkan sebesar 3,775 juta KL atau lebih tinggi dibandingkan dengan kuota tahun 2023 yang tercatat sebesar 3,4 juta KL.

"Usulan penambahan kuota BBM Bersubsidi untuk Jawa Tengah di tahun 2024 sudah kita sampaikan ke BPH Migas melalui Bapak Sekda pada 6 November lalu. Perhitungan itu bahkan sudah diskusi dengan Pertamina," katanya, Kamis 7 Desember 2023.

Baca Juga: Jalan Sunyi PLN Indonesia Power Semarang PGU Tambak Lorok Menerangi Pelosok Jawa Tengah

Boedya menegaskan, peningkatan jumlah kuota itu sudah dirumuskan bersama pemerintah kabupaten/kota bersama Pertamina dan stakeholder terkait. Hal tersebut termasuk peruntukan kebutuhan BBM Bersubsidi sektor lain yang diatur dalam Perpres.

"Pada kebutuhan BBM Bersubsidi itu kan bukan hanya untuk masyarakat umum saja, tapi juga ada perhitungan dari sisi industri dan untuk kelompok nelayan, petani. Ada Perpres yang mengatur konsumen sasaran di luar sektor transportasi sesuai Perpres Nomor 191 tahun 2012," tegasnya.

Menurutnya, untuk memastikan agar konsumsi BBM Bersubsidi bisa tepat sasaran, pihaknya bersama Pertamina juga terus melakukan pengawasan, termasuk pemberian sanksi pada SPBU yang melakukan penyimpangan. Adapun sesuai Undang – undang Nomor 23 tahun 2014, kewenangan untuk migas dari hulu hingga hilir masih menjadi kewangan pemerintah pusat.

"Untuk pengawasannya kita memfasilitasi untuk mengusut tindakan penyimpangan, khususnya subsidi dan berkoordinasi dengan Pertamina, termasuk sanksi. Ini karena tata niaga di hilir menjadi kewenangan Pertamina juga," ungkapnya.

Adapun untuk mengantisipasi peningkatan permintaan peningkatan BBM di akhir tahun 2023, Bodeya mengaku, pihaknya sebelumnya telah mengirimkan surat permintaan tambahan kuota BBM kepada BPH Migas. Hal ini lantaran dari proyeksi akan ada potensi over kuota, baik untuk Solar maupun Pertalite.

"Untuk Solar Subsidi dari kuota 2 juta KL, diprediksi over kuota menjadi 2,3 juta KL dan Pertalite dari 3,4 juta KL menjadi 3,5 juta KL. Tapi Pertamina kemarin dalam rapat sudah memastikan kebutuhan terpenuhi," ujarnya.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, FX Sugiyanto mengatakan, Pemerintah Daerah dan Pertamina harus memiliki data yang valid dalam menentukan kuota BBM Bersuibsidi. Apalagi, pada tahun depan terdapat kegiatan Pemilu yang berpotensi untuk meningkatkan konsumsi BBM di masyarakat.

"Saya kira Pemda dan Pertamina punya data yang valid jumlah kendaraan, dan itu harus divalidasi terus," tukasnya.

Ditambahkan FX Sugiyanto, Pemda dan Pertamina harus terus meningkatkan pengawasan terhadap konsumsi BBM
Bersubsidi agar tidak terjadi penyimpangan. Keberadaan Aplikasi MyPertamina diakui sudah sangat membantu melakukan pengawasan.

"Saya rasa pengawasannya yang mesti diperketat supaya tidak terjadi penyimpangan. Karena masih ada ditemukan kendaraan yang tidak sesuai spesifikasi masih mengkonsumsi BBM Bersubsidi," tandasnya

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X