AYOSEMARANG.COM -- Sebagian pengguna kendaraan berpikir bahwa mencampur bensin dengan etanol bisa membuat bahan bakar lebih hemat atau ramah lingkungan. Padahal, tanpa perhitungan dan standar yang tepat, campuran ini justru berisiko menimbulkan berbagai masalah serius pada mesin dan lingkungan sekitar.
Apa Itu Bensin dan Etanol?
Bensin merupakan bahan bakar fosil hasil penyulingan minyak mentah dengan kandungan hidrokarbon tinggi. Jenis bahan bakar ini paling umum digunakan untuk kendaraan bermesin bensin karena mampu menghasilkan tenaga besar melalui proses pembakaran di ruang mesin.
Etanol, di sisi lain, adalah alkohol yang diperoleh dari hasil fermentasi bahan organik seperti tebu, jagung, atau singkong. Dalam dunia otomotif, etanol sering digunakan sebagai bahan campuran bensin dalam kadar tertentu, misalnya E10 (10% etanol dan 90% bensin) atau E20 (20% etanol dan 80% bensin).
Baca Juga: Kunci Jawaban Worksheet 5.28 dan 5.29 Bahasa Inggris Kelas 9 Halaman 335, Bab 5 Digital Life
Masalah muncul ketika pengguna mencampur bensin dan etanol secara manual tanpa memperhatikan takaran, komposisi kimia, dan kompatibilitas mesin.
Bahaya Mencampur Bensin dengan Etanol
1. Kerusakan pada Sistem Bahan Bakar
Etanol bersifat korosif dan dapat merusak komponen logam maupun karet pada sistem bahan bakar, seperti selang, seal, dan injektor. Jika kadar etanol terlalu tinggi, material ini bisa cepat aus, menimbulkan kebocoran, bahkan memicu risiko kebakaran.
2. Penurunan Performa Mesin
Campuran bensin dan etanol yang tidak sesuai dapat mengganggu proses pembakaran. Mesin bisa mengalami knocking atau letupan tidak teratur, membuat tenaga berkurang dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
Baca Juga: Peluang Kerja Lulusan Bisnis Islam di Era Ekonomi Halal Global, Potensial dan Terbuka Luas
3. Sulit Dinyalakan pada Suhu Dingin
Etanol memiliki titik penguapan yang berbeda dari bensin. Pada suhu rendah, kadar etanol tinggi dapat membuat mesin sulit menyala karena campuran bahan bakar tidak terbakar sempurna.