“Sinergi TPID dan pemerintah daerah membuat inflasi berada pada target 2,5 ± 1 persen. Ekosistem digital kita juga semakin matang dengan lebih dari 8 juta pengguna QRIS,” terangnya.
Ia memproyeksikan ekonomi Jateng pada 2026 tumbuh di kisaran 4,9–5,7 persen. “Namun risiko global tetap harus diwaspadai. Sinergi seluruh pihak menjadi kunci menjaga stabilitas,” ujarnya.
Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jateng, Agus Prasutio, mewakili Wakil Gubernur, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi lintas instansi.
“Pertumbuhan ekonomi 5,37 persen dan investasi Rp66,13 triliun mencerminkan fundamental ekonomi Jawa Tengah yang kuat,” katanya. Ia menegaskan bahwa penguatan UMKM dan digitalisasi menjadi prioritas pembangunan 2026.
“Kami terus mendorong ekonomi yang lebih inklusif dan hijau melalui kolaborasi lintas sektor,” ujarnya.
KPwBI Jateng menegaskan komitmen memperkuat sinergi kebijakan bersama pemerintah daerah dan pemangku kepentingan, terutama dalam pengembangan ekosistem digital, pembiayaan inklusif, dan transformasi sektor strategis.
Dalam PTBI 2025, Jawa Tengah meraih penghargaan sebagai TPID Provinsi Berkinerja Terbaik 2025 untuk kawasan Jawa–Bali. Acara juga dirangkaikan dengan pemberian apresiasi kepada pemerintah daerah, lembaga keuangan, perbankan, PJPUR, pelaku usaha, komunitas, media, dan UMKM yang dinilai berkontribusi mendukung kebijakan BI di daerah.