bisnis

BI Jateng Waspadai Dampak Perang Iran-Israel, Fokus Jaga Daya Beli Masyarakat

Sabtu, 21 Juni 2025 | 14:34 WIB
Jajaran BI Jateng saat jumpa pers bersama media. BI Jateng sudah punya solusi jika Iran tutup akses minyak dunia. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

AYOSEMARANG.COM -- Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah mewaspadai potensi dampak ekonomi global akibat memanasnya konflik Iran dan Israel, terutama terhadap harga minyak dunia. Ketegangan geopolitik meningkat setelah Iran memberi sinyal akan menutup Selat Hormuz, jalur pelayaran strategis yang dilalui sekitar 26 persen perdagangan minyak dunia.

Jika Selat Hormuz benar-benar ditutup, harga minyak global diprediksi melonjak tajam, memicu guncangan ekonomi internasional, termasuk di Indonesia.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng, Rahmat Dwi Saputra, mengatakan pihaknya telah mencermati risiko tersebut. Ia mengaku sudah menerima informasi dari Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bahwa pemerintah pusat menyiapkan opsi alternatif pasokan energi jika jalur strategis itu benar-benar ditutup.

Baca Juga: Asyik Juli 2025 Pelabuhan Penyeberangan Kendal Beroperasional Lagi, Kapal siap Bersandar

"Yang paling bisa kita lakukan di daerah yang menjaga daya beli tadi. Supaya walaupun harga minyak mau melambung pasti naik karena perang tersebut enggak bisa kita minta turun. Yang bisa kita jaga adalah daya belinya," terangnya, Jumat 20 Juni 2025.

Rahmat menegaskan bahwa menjaga daya beli masyarakat menjadi fokus utama, terutama dalam mengantisipasi dampak lanjutan seperti inflasi.

Salah satu upaya konkret dilakukan lewat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dengan strategi penguatan sektor pangan, khususnya beras. BI Jateng akan melakukan skema offtaker, yakni pembelian langsung dari petani dan industri makanan-minuman untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga.

"Kalau nilai tukar petani terjaga atau akan naik, masyarakat umum juga yang konsumsi juga akan menikmati harga yang tidak naik atau stabil," pungkasnya.

Baca Juga: PLN Indonesia Power UBP Semarang Raih Bronze di IDEAS Award 2025 Berkat Program SIMPEL

Di sisi lain, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia turut mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Konstantinovsky, Saint Petersburg, Kamis 19 Juni 2025 waktu setempat.

Sektor energi menjadi salah satu fokus pembahasan utama dalam pertemuan tersebut. Indonesia dan Rusia berkomitmen untuk menjajaki kerja sama proyek eksplorasi dan produksi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) hingga pasokan minyak mentah.

"Kami mengundang mitra-mitra strategis Rusia untuk terlibat dalam eksplorasi lapangan (migas) baru dan temuan cadangan gas di lepas pantai," kata Bahlil di lokasi acara.

Tags

Terkini