Pengakuan peningkatan itu diungkapkan oleh Slamet Riyanto sebagai salah satu tenaga pemasar Qoala Plus di Jawa Tengah.
Katanya bergabung dengan Qoala Plus menjadi sarana baginya untuk mendapatkan penghasilan lebih.
Baca Juga: Mumpuni di Kelas Entry-Level, Samsung Puji Performa Unisoc
"Adanya pelatihan untuk meningkatkan skill dan pengetahuan produk membuat saya percaya diri untuk memasarkan asuransi walau sebelumnya tidak ada pengalaman tentang asuransi. Karena berbasis digital, proses asuransi dari awal penawaran, verifikasi hingga penerbitan polis jadi lebih gampang dan cepat,” ujar Slamet.
Sementara untuk target 2022, Adi Firman, selaku VP Sales Qoala Plus, mengatakan jika perusahaannya ingin lebih meningkatkan penetrasi asuransi di Jawa Tengah.
"Jika tahun lalu pencapaian kami dua kali lipat dari target, maka di tahun ini kami akan melakukan pencapaian dua kali lipat dari hasil sebelumnya," tegasnya
Adi Firman menambahkan pemerataan akses asuransi merupakan salah satu usaha dalam menciptakan inklusi keuangan di Indonesia.
Qoala melalui salah satu unit bisnisnya, Qoala Plus, berusaha mewujudkan hal ini melalui penyediaan akses asuransi berbasis digital dengan dukungan tenaga pemasar.
"Produk asuransi kami memang bergerak di kendaraan bermotor. Lalu juga yang berkaitan dengan Covid-19 di 2 tahun belakangan ini. Namun untuk 2022 kami akan melebarkan sayap ke asuransi jiwa," ucapnya.
Terakhir, Banua Sianturi Senior Vice President Sales Qoala Plus, menegaskan jika Qoala Plus tidak memiliki produk asuransi investasi.
Oleh karena itu, bisa dipastikan jika Qoala Plus tidak ada niat menipu seperti banyak kasus yang belakangan terjadi.
Selain itu, Qoala Plus dibekali dengan teknologi yang memudahkan masyarakat untuk melakukan penetrasi asuransi dengan mudah.
"Teknologi Qoala Plus bertujuan untuk membantu Mitra mendistribusikan produk asuransi, menerima komisi secara instan, dan meningkatkan pemasaran asuransi meliputi pengelolaan polis dan penanganan klaim," pungkas Banua.***