SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Ketua KONI Kota Surakarta, Drs Lilik Kusnandar dinilai berupaya mengintervensi jalannya Muskot Taekwondo Indonesia (TI) Surakarta yang akan digelar dalam waktu dekat ini.
Menurut keterangan TI Surakarta, Lilik bahkan mengancam tidak akan memberikan surat rekomendasi jika ketua terpilih dalam Muskot nanti tidak dari calon pilihannya.
Hal itu diungkapkan Plt Ketua Pengkot TI Surakarta, Drs Effendi Hari Mc MPd setelah menghadiri rapat koordinasi dengan Ketua KONI Surakarta, Drs Lilik Kusnandar pada Rabu 5 April 2023 di kantor KONI Surakarta.
Dalam rakor tersebut, KONI Surakarta juga mengundang para pengurus dojang se-Kota Surakarta.
"Kami merasa KONI Surakarta telah terlalu jauh mencampuri urusan rumah tangga organisasi kami, dan kami merasa KONI bukan menjernihkan masalah malah memperkeruh masalah," kata Effendi dalam keterangan rilis, Jumat 6 April 2023.
Effendi mengungkapkan dalam pertemuan tersebut sebagian besar pengurus dojang se-Kota Surakarta walk out, karena para pengurus dojang merasa ketua KONI Surakarta sudah overlap dan sewenang-wenang menjalankan fungsinya sebagaimana diamanatkan dalam UU sistem keolahragaan Nasional.
"Masalah DS telah disikapi secara tegas oleh PBTI dan Pengprov TI Jateng, serta Pengkot TI Surakarta, yakni dengan diberhentikannya secara tetap yang bersangkutan dari keanggotaan TI. Kami telah mempersiapkan muskot dan ini urusan rumah tangga kami, jangan malah dipolitisasi," ujar ketua bidang pembinaan Pengprov TI Jateng.
Baca Juga: Hasil Autopsi Korban Slamet Tohari Kembali Dirilis Polda Jateng, Ditemukan Kandungan Sianida
Lebih lanjut Effendi menambahkan dalam pertemuan tersebut, ketua KONI Surakarta, Lilik Kusnandar menyampaikan calon ketua taekwondo hasil Muskot nanti harus dari luar organisasi taekwondo.
Namun usulan ketua KONI tersebut ditolak dan mendapat tanggapan dari salah satu anggota forum bernama Nitta (perwakilan dari salah satu dojang) yang tidak sependapat dengan usulan tersebut.
"Saya tegaskan, kalau kita memilih ketua dari luar taekwondo apakah nanti ketua tersebut mengetaui aturan yang ada di taekwondo? Apakah nanti bisa memahami organisasi di taekwondo? bagaimana dengan anggota-anggotanya? Selain itu, yang terjadi sekarang adanya trust issue di taekwondo. Sedangkan trust issue itu dikarenakan penyalahgunaan teknologi. Kalau itu disalahgunakan, bukannya kita bisa menggunakan teknologi itu untuk mengembalikan trust issue itu melalui media sosial yang ada. Ada instagram, ada tiktok, ada itu bisa mengembalikan cita-cita yang kita raih dengan prestasi-prestasi kita. Dan bisa meyakinkan melalui media sosial bahwa kepemimpinan yang sekarang bukanlah kepemimpinan yang dulu. Kita bisa memberitahu publik bahwa itu kesalahan personal bukan kesalahan kita semua (organisasi)," ungkap Nitta.
Menurut Effendi, saat itu Lilik mengatakan calon ketua yang diusung hanyalah sebagai sosok, nantinya setelah beberapa bulan sosok tersebut mengundurkan diri sehingga orang-orang taekwondo lagi yang memimpin pengkot Solo.
Baca Juga: Jelang Lebaran! PT Pegadaian Buka Lowongan Kerja untuk Posisi Ini, Berikut Syaratnya
"Lilik juga menyampaikan bahwa KONI Kota Surakarta tidak akan memberikan rekomendasi apabila rencana mereka tidak berhasil (ketua yang mereka usung tidak disetujui)," tutur Effendi.