Tingginya Kepedulian Terhadap Pola Hidup Sehat Jadi Faktor Utama Populernya Gaya Hidup Vegan

photo author
- Rabu, 6 September 2023 | 17:22 WIB
Kuliah Umum Perdana Mahasiswa Baru 2023 Program Studi Teknologi Pangan Soegijapranata Catholic University (SCU) bertajuk “STARS: Striving to Achieve Recognition and Success” di Kampus 2 BSB, City.  (dok SCU.)
Kuliah Umum Perdana Mahasiswa Baru 2023 Program Studi Teknologi Pangan Soegijapranata Catholic University (SCU) bertajuk “STARS: Striving to Achieve Recognition and Success” di Kampus 2 BSB, City. (dok SCU.)


SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Associate Senior Product Technologist – Beverage and Meals Category Kraft Heinz Company, Elisabet Vivin menyatakan meningkatnya kepopuleran pola makan vegan beberapa tahun belakangan. Vegan sendiri merupakan pola makan dengan tidak mengkonsumsi produk pangan hewani beserta turunannya, seperti telur dan susu. Pada awal 2023, gaya hidup vegan meningkat sebanyak 21% di kalangan masyarakat Indonesia.


Faktornya adalah meningkatnya keinginan masyarakat mencari sumber protein lain. “Kurang seimbanglah ya makan daging terus, mulai cari alternatif sumber protein lain,” ujar Vivin.
Ia mengatakan hal itu dalam Kuliah Umum Perdana Mahasiswa Baru 2023 bertajuk “STARS: Striving to Achieve Recognition and Success” di Kampus 2 BSB, City Semarang, Senin 4 September 2023. Kegiatan rutin tahunan ini mengangkat isu industri pangan terkini sebagai bentuk pendalaman mahasiswa baru sebelum menjalani proses perkuliahan, termasuk plant-based food.

Baca Juga: Cara Cek Kepastian Jadwal Pengumuman Kelulusan KIP Kuliah 2023 Baca di Sini, Lakukan Ini Segera

Pernyataan ini juga didukung oleh meningkatnya keinginan masyarakat Indonesia mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi. Maraknya kepedulian terhadap pola hidup sehat juga menjadi faktor utama populernya gaya hidup vegan.

Keamanan serta keberlanjutan pangan juga menjadi isu yang mengiringi pola hidup yang sedang menjamur ini. “Gas emisi untuk mengolah daging itu tinggi sekali ternyata. Merasa makan makanan yang natural itu lebih baik,” tegas Vivin.

Saat ini, 28% masyarakat Indonesia sudah mengurangi konsumsi daging dan beralih ke produk makanan plant-based. Plant-based sendiri merupakan makanan berbahan baku produk nabati. Kelebihan mengonsumsi plant-based food antara lain dapat menurunkan risiko diabetes dan kolesterol.

Tantangan di Industri Pangan
Meningkatnya popularitas vegan berlanjut pada tantangan industri pangan dalam mengembangkan keberlangsungan dan keamanan produknya. “Hasil dari processing produk pangan tersebut harus sustain (keberlanjutan). Bahwa ada banyak area yang bisa berdampak dari food processing tersebut,” ujar Kepala Program Studi Teknologi Pangan Soegijapranata Catholic University (SCU) atau Unika Soegijapranata, Mellia Harumi, MSc.

Mellia melihat isu ini menjadi arah inovasi industri pangan saat ini. “Baik juga supaya mahasiswa bisa tahu inovasi produk pangan sampai sejauh mana. Contohnya sekelas Kraft sudah bergerak menggalakkan banyak produk plant-based food,” jelasnya.

Baca Juga: Aduh Sumpek Banget! Inilah 5 Kecamatan Teramai di Banyumas, Purwokerto Utara Malah di Posisi Ketiga

Bersama Vivin yang juga merupakan alumni Teknologi Pangan SCU, Direktur PT Kievit Indonesia, H Aryono Bambang A berkesempatan membagikan kisahnya berkarier di industri pangan, termasuk bagaimana prospek kerja para lulusan Teknologi Pangan. “Memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang pertumbuhan dan karier di industri pangan,” ujar Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) SCU, Dr Laksmi Hartajanie.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X