AYOSEMARANG.COM -- Tahukah anda, dari tiga sekolah tertua di Indonesia khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, hanya satu SMA saja yang masuk dalam TOP 1.000 sekolah tahun 2022 berdasarkan Nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Berikut tiga sekolah tertua di Indonesia serta sekolah mana yang masuk dalam TOP 1.000 sekolah tahun 2022 berdasarkan nilai UTBK tertinggi.
1.SMA Negeri 3 Surabaya
Dulu dikenal sebagai Hoogere Burger School, didirikan pada tahun 1909 di Surabaya. Sekolah ini merupakan sekolah menengah atas pertama di Indonesia yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda.
Baca Juga: Bisa Umroh Bareng Satu Angkatan, Segini Uang Masuk Ponpes Darul Arqam Garut
Setelah diambil alih Pemerintah Indonesia, SMA Negeri 3 Surabaya pertama kali berada di Jl. Genteng Kali No. 33 tahun 1969, kemudian dikarenakan kebijakan pemerintah pusat, maka SMA Negeri 3 Surabaya berubah statusnya menjadi SMPP yang kemudian berlokasi di Jl. Panjang Jiwo.
Bangunan SMA Negeri 3 yang ada di Jl. Genteng Kali dijadikan kantor Dinas Pendidikan propinsi Jawa Timur. Sehubungan dengan perubahan satus ini, segala urusan yang berkaitan dengan SMA Negeri 3 dipusatkan di SMA Negeri 9 Surabaya.
Pada tahun 1980 SMA Negeri 3 Surabaya memiliki gedung sendiri yang terletak di Komplek TNI AL Kenjeran, yaitu di Jl. Memet Sastrowiryo Komplek TNI AL, Kenjeran, Surabaya.
SMA Negeri 3 Surabaya tak masuk dalam Top 1000 sekolah Tahun 2022 Berdasarkan Nilai UTBK menurut data LTMPT.ac.id atau Lembaga tes masuk perguruan tinggi bagi calon mahasiswa baru, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
2.SMA Negeri 1 Semarang
Dulu dikenal sebagai Europeesche Lagere School, didirikan pada tahun 1873 di Semarang.
Sekolah yang telah berdiri dari zaman Kolonial Belanda, telah melahirkan banyak tokoh terkenal di Indonesia. Memiliki gaya arsitektur Kolonial Belanda menjadi bukti bahwa gedung SMA Negeri 1 Semarang telah memiliki sejarah panjang, sempat menjadi Asrama Tentara, Rumah Sakit dan Sekolah Belanda (HBS), menjadikan SMA Negeri 1 Semarang sebagai cagar budaya Kota Semarang, sehingga bangunannya tidak boleh diubah dan dijaga keotentikannya.
SMA Negeri 1 Semarang memiliki lahan sebesar 4.2 Ha dimana sempat menyandang sebagai sekolah non-asrama terbesar se-Asia Tenggara.