AYOSEMARANG.COM -- Kehadiran teknologi digital, seperti Platform Merdeka Mengajar (PMM) diklaim berhasil membantu lebih dari 4 juta tenaga pendidik dalam meningkatkan kompetensi mengajar yang sesuai dengan kebutuhan murid.
Kemudian, Rapor Pendidikan telah membantu lebih dari 80 persen kepala sekolah dalam merencanakan pembenahan sekolah yang lebih efisien.
Di kunjungan event Gateways Study Visit Indonesia (GSVI) 2024, Kepala SMKN 3 Denpasar Drs. Anak Agung Bagus Wijaya Putra menuturkan jika rapor pendidikan sangat membantu program di sekolah menjadi lebih maju.
Beberapa tahun lalu, ia mengatakan jika lewat rapor pendidikan, terdapat kekurangan di sekolahnya dari sisi interaksi dan komunikasi.
Baca Juga: Kabupaten Batang Buka Sebanyak 418 Formasi untuk PPPK
"Lalu kami tingkatkan dan saat ini raport kami sudah lebih baik. Kami merasa terbantu untuk membuat program kedepannya," ujarnya, Rabu 2 Oktober 2024.
Agung menilai sekolahnya jadi tahu kelemahan-kelemahan yang terekspos sehingga bisa membuat kebijakan yang lebih maju dan terstruktur.
"Kami jadi tahu kelemahan-kelemahannya sehingga kami mengikuti itu, sambil melihat kondisi sekolah, apa yang bisa kami majukan," jelasnya.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Iwan Syahril, menuturkan jika kehadiran platform-platform tersebut, melalui pengembangan selama lima tahun terakhir, ekosistem teknologi yang saat ini telah dikembangkan berfokus untuk mengembangkan kemampuan guru dan pendamping sehingga dapat mengajar murid dengan lebih baik.
Baca Juga: Soal ANBK Kelas 5 2024 Lengkap Kunci Jawaban: 11 Nomor Simulasi AKM Literasi SD Sederajat
Iwan menyoroti, selama pandemi Covid-19, Indonesia menempati posisi kedua secara global sebagai negara yang mengalami kehilangan pembelajaran (learning loss) sebanyak 644 hari.
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengintervensi transformasi pendidikan melalui Merdeka Belajar, yang membawa visi untuk menciptakan pemelajar sepanjang hayat berkarakteristik baik dan berdasar pada ideologi Pancasila.
"Untuk itulah kami membuat perubahan radikal dalam pendekatan terhadap teknologi. Pertama, teknologi harus menjadi bagian dalam desain program bukan sekadar adisionalitas (after thought). Kami juga mengutamakan kepentingan pengguna, baik dari sisi kualitas, kinerja, aplikasi yang dapat diandalkan, serta desain yang mudah digunakan. Pengguna perangkat paling sederhana pun dapat mengakses aplikasi kami. Terakhir, tentunya tim berkualitas terdepan yang bekerja tanpa henti untuk terus mengembangkan sistem ini," jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini ada 4,3 juta pengguna aktif PMM, dengan partisipasi 7 kali lipat meningkat dibanding 2019. Dari angka tersebut, 52 persen pengguna berada di wilayah pedesaan, dengan total 144.000 komunitas di seluruh Indonesia.