AYOSEMARANG.COM -- Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi memiliki kekayaan makna yang luar biasa.
Salah satu aspek penting yang perlu dipahami dalam mempelajari bahasa ini adalah perbedaan antara makna denotasi dan makna konotasi.
Kedua jenis makna ini sering kali digunakan dalam berbagai konteks, baik dalam percakapan sehari-hari maupun karya sastra.
Pemahaman yang baik tentang denotasi dan konotasi tidak hanya membantu meningkatkan keterampilan berbahasa, tetapi juga melatih siswa untuk berpikir kritis dalam memahami pesan yang tersirat maupun tersurat.
Makna denotasi adalah makna literal atau makna dasar dari sebuah kata sesuai dengan pengertian yang ada di kamus.
Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 6 Halaman 123 Kurikulum Merdeka: Mengurutkan Kejadian
Sebaliknya, makna konotasi lebih bersifat emosional atau kiasan, sering kali menggambarkan pandangan budaya atau persepsi masyarakat terhadap suatu hal.
Misalnya, kata bunga desa tidak hanya merujuk pada makna harfiah sebagai bunga yang tumbuh di desa, tetapi juga digunakan untuk menggambarkan seorang wanita cantik yang menjadi kebanggaan di desanya.
Materi tentang denotasi dan konotasi menjadi salah satu bagian penting dalam pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya bagi siswa kelas 8.
Dengan memahami materi ini, siswa tidak hanya belajar memahami makna kata secara tepat, tetapi juga mampu menginterpretasikan berbagai makna kiasan yang sering digunakan dalam percakapan, iklan, berita, hingga karya sastra.
Artikel ini akan memberikan penjelasan lengkap beserta contoh-contoh praktis dari makna denotasi dan konotasi yang dapat membantu siswa dalam menjawab soal di halaman 130-131 buku pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka.
Baca Juga: Tiga WNA dari Korsel dan Tiongkok Memohon Kewarganegaraan NKRI, Kemenkumham Lakukan Verifikasi
Makna Denotasi dan Konotasi
Berikut adalah contoh-contoh pasangan makna denotasi dan konotasi yang sering dijumpai: