5. Dalam puisi tersebut terdapat beberapa kata konkret bunga, resah, darah, mimpi, duka, dan arwah. Jelaskan maksud dan makna kata-kata tersebut!
6. Apakah penggunaan kata konkret bunga, resah, darah, mimpi, duka, dan arwah dalam puisi tersebut sudah tepat? Apa alasannya!
7. Majas apa saja yang terkandung dalam puisi tersebut? Jelaskan makna dan efeknya bagi pembaca!
8. Tampilan tata wajah (tipografi) baris/larik pertama berbeda dengan baris/larik kedua yang diatur menjorok ke dalam. Menurut kalian, apa maksud dan efek tampilan tata wajah puisi tersebut?
9. Puisi di atas banyak mengandung bunyi vokal a, i, dan u. Selain itu, bunyi akhir (rima) baris/larik ganjil selalu berakhiran -mu. Menurut kalian, apa maksud dan efek pengaturan bunyi tersebut?
10. Berdasarkan telaah diksi, pengaturan bunyi akhir (rima), dan tata wajah (tipografi), jelaskan makna dan amanat yang terkandung dalam puisi tersebut!
Jawaban
1. Penggunaan kata ganti "aku" dan "kau" dalam puisi dimaksudkan untuk menggambarkan tokoh penyair dan orang yang diajak bicara dalam puisinya. Efeknya membuat pembaca merasa lebih dekat dengan isi puisi karena seolah diajak berbicara langsung oleh penyair.
2. Penggunaan kata ganti "aku" dan "kau" sudah sesuai, karena "aku" mewakili si penulis puisi atau tokoh utama, sedangkan "kau" ditujukan kepada orang yang menjadi lawan bicaranya, termasuk pembaca.
3. Pengulangan kalimat "aku bawakan ... padamu" dan "tapi kau bilang ..." bertujuan menekankan pesan dalam puisi dan menciptakan suasana seperti percakapan atau konflik antara dua tokoh, yaitu penyair dan si "kau".
4. Pengulangan kalimat tersebut sudah tepat, karena mendukung alur dialog dalam puisi dan memperkuat kesan adanya perbedaan pendapat antara penyair dan tokoh yang diajak bicara.
5. Kata konkret seperti bunga, resah, darah, mimpi, duka, dan arwah adalah kata-kata yang tampak nyata secara fisik atau bisa dibayangkan. Namun, di balik itu, masing-masing memiliki makna simbolis yang mendalam sesuai isi puisi.
6. Penggunaan kata konkret tersebut dinilai tepat, sebab selain memberi gambaran visual yang kuat, kata-kata itu juga mencerminkan perasaan atau suasana hati penyair.
7. Majas yang digunakan dalam puisi, misalnya metafora dalam baris "aku bawakan bunga padamu", bermakna perasaan penyair kepada seseorang. Efeknya, pembaca bisa merasakan emosi yang lebih dalam karena tidak diungkapkan secara langsung.
8. Tampilan tipografi puisi, dengan baris pertama lurus dan baris kedua menjorok ke dalam, menunjukkan adanya perbedaan sikap antara "aku" dan "kau", seakan-akan mereka berada pada posisi yang berseberangan.