Peluang Cerah di Pekerjaan Hijau, Saatnya Anak Muda Bergerak

photo author
- Rabu, 5 November 2025 | 16:07 WIB
 Permintaan terhadap profesi yang memahami konservasi energi, teknologi bersih, dan inovasi lingkungan terus meningkat. (dok.)
Permintaan terhadap profesi yang memahami konservasi energi, teknologi bersih, dan inovasi lingkungan terus meningkat. (dok.)

JAKARTA, AYOSEMARANG.COM — Istilah pekerjaan hijau mungkin masih terasa asing bagi sebagian masyarakat Indonesia. Namun, di tengah meningkatnya kesadaran akan krisis iklim dan pentingnya keberlanjutan, bidang ini perlahan menjadi masa depan dunia kerja.

Dalam dokumen peta jalan Kementerian PPN/Bappenas, pekerjaan hijau didefinisikan sebagai pekerjaan yang berkontribusi pada pelestarian atau pemulihan lingkungan sekaligus mempromosikan pekerjaan yang layak. Aktivitasnya dapat berupa tugas-tugas yang menerapkan proses ramah lingkungan, memerlukan keterampilan khusus, hingga menghasilkan produk atau jasa yang berorientasi pada keberlanjutan. Bidang ini tidak hanya mencakup sektor baru seperti energi terbarukan dan ekonomi sirkular, tetapi juga menyentuh sektor tradisional seperti manufaktur dan konstruksi.

Dorongan global menuju target emisi nol bersih pada 2060, sesuai komitmen Perjanjian Paris tahun 2015, mempercepat kebutuhan akan tenaga kerja hijau. Permintaan terhadap profesi yang memahami konservasi energi, teknologi bersih, dan inovasi lingkungan pun meningkat tajam.

Baca Juga: Peluang Karier Lulusan Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam dari UIN, Banyak Pilihan Menarik

Uni Eropa menjadi salah satu kawasan yang paling serius menyiapkan generasi tenaga kerja hijau. Hingga kini, terdapat 190 institusi pendidikan dan 1.380 program studi green engineering di 27 negara anggota Uni Eropa. Lebih dari itu, sebanyak 195 beasiswa disediakan setiap tahun bagi mahasiswa Indonesia yang ingin menempuh studi di bidang ini.

Melalui pemetaan yang dilakukan Uni Eropa, tiga sektor pekerjaan hijau dinilai paling menjanjikan untuk dikembangkan di Indonesia: desain bangunan hijau dan konstruksi berkelanjutan, teknik energi dan teknologi terbarukan, serta pertanian dan kehutanan berkelanjutan.

“Seiring dengan perkembangan pesat Indonesia, akan semakin besar juga kebutuhan negara ini terhadap pekerjaan hijau, termasuk engineer di sektor berkelanjutan,” ujar Dr. Ing. Ir. Ova Candra Dewi, S.T., M.Sc., GP, IPU, Ketua Departemen Arsitektur Universitas Indonesia yang juga pakar arsitektur dan keberlanjutan lingkungan.

Baca Juga: Polisi Pembunuh Bayi di Semarang Dituntut Penjara 14 Tahun, Ibu Korban Ngamuk

Dalam webinar Dream Big with Green Study: Unlock the Programme, Scholarship, and Career Opportunities in Europe yang digelar 31 Oktober lalu, Ova menekankan pentingnya peran pendidikan dalam menyiapkan tenaga terampil hijau. “Uni Eropa memberikan perhatian besar terhadap pekerjaan hijau, dengan menyediakan berbagai program studi dan beasiswa bagi mahasiswa dari seluruh dunia, termasuk Indonesia,” tuturnya. “So, tunggu apa lagi? They are waiting for us.”

Bagi generasi muda yang ingin berkontribusi pada upaya menjaga bumi dari dampak perubahan iklim, kesempatan untuk mengenal lebih jauh dunia pekerjaan hijau dapat diperoleh di Pameran Pendidikan Tinggi Eropa (European Higher Education Fair atau EHEF 2025). Acara ini digelar pada 6 November di Yogyakarta (Gelanggang Inovasi dan Kreativitas UGM) serta 8–9 November di Jakarta (Catur Dharma Hall, Menara Astra), dengan sesi informasi yang terbuka untuk umum. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X