pendidikan

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 75, Pembahasan Cerpen

Kamis, 6 November 2025 | 20:24 WIB
Pembahasan lengkap Kegiatan 1 Halaman 75 Buku Bahasa Indonesia Kelas 11 Kurikulum Merdeka tentang cerpen Tanah Air karya Martin Aleida. (Meta)

AYOSEMARANG.COM -- Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia Kelas 11 Kurikulum Merdeka karya Heny Marwati dan K. Waskitaningtyas membahas berbagai nilai sejarah melalui karya sastra.

Pada halaman 75, siswa diajak memahami cerita pendek berjudul Tanah Air karya Martin Aleida. Cerpen ini menjadi bagian dari Bab 3 yang bertema Menggali Nilai Sejarah Bangsa Lewat Cerita Pendek.

Dalam Kegiatan 1, siswa diminta menemukan informasi tentang peristiwa sejarah yang menjadi latar belakang cerita Tanah Air.

Melalui kegiatan ini, pelajar diharapkan dapat memahami bahwa karya sastra tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media refleksi terhadap perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

Baca Juga: Panduan Belajar PJOK Kelas 5 Halaman 13: Kunci Jawaban Eksplorasi Gerak

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Halaman 75

Berikut pembahasan Kegiatan 1 yang terdapat pada halaman 75 buku Bahasa Indonesia Kelas 11 Kurikulum Merdeka.

1. Informasi tentang Tjandra Naja dan Keistimewaannya dalam Cerpen

Tjandra Naja merupakan sebuah bangunan cagar budaya yang terletak di Jalan Gajah Mada, Jakarta. Gedung ini dulunya adalah kediaman keluarga Khouw van Tamboen, khususnya Majoor der Chinezen Khouw Kim An, pemimpin etnis Tionghoa di Batavia pada masa kolonial Belanda.

Bangunan seluas 2.250 meter persegi ini memiliki arsitektur khas Tionghoa dan menjadi simbol sejarah budaya masyarakat Tionghoa di Indonesia. Dalam cerpen Tanah Air, Tjandra Naja menjadi lokasi penting yang melambangkan identitas, sejarah, dan warisan masa lalu yang masih relevan hingga kini.

2. Peristiwa G30S/PKI 1965 dan Latar Belakangnya

Gerakan 30 September 1965 merupakan salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Indonesia. Menurut versi resmi Orde Baru, Partai Komunis Indonesia (PKI) diduga berusaha mengambil alih kekuasaan dengan membunuh tujuh jenderal Angkatan Darat yang kemudian dikenal sebagai Pahlawan Revolusi.

Namun, hingga kini belum ada buku putih resmi yang menjelaskan peristiwa tersebut secara komprehensif. Akibatnya, tragedi ini masih menjadi bahan perdebatan sejarah di Indonesia.

3. Dampak Pasca Peristiwa 30 September 1965

Setelah peristiwa tersebut, pemerintah Indonesia melarang keberadaan PKI dan segala aktivitas yang berhubungan dengannya. Ribuan orang yang dituduh sebagai anggota atau simpatisan PKI mengalami berbagai bentuk diskriminasi, termasuk penahanan tanpa proses hukum, pembunuhan massal, dan pembuangan ke daerah terpencil.

Cerpen Tanah Air karya Martin Aleida menggambarkan penderitaan manusia akibat stigma politik yang menimpa banyak orang tak bersalah pada masa itu.

Baca Juga: Bus Listrik Bakal Beroperasi di Semarang, Walikota Ajukan Pembiayaan Satu Koridor tahun 2026 ke DPRD

4. Revolusi Kebudayaan di Tiongkok dan Dampaknya

Revolusi Kebudayaan atau Great Proletarian Cultural Revolution terjadi di Tiongkok pada tahun 1966–1976 dan dipimpin oleh Mao Zedong. Gerakan ini bertujuan memperkuat ideologi komunis dengan menyingkirkan unsur-unsur kapitalis dan tradisional.

Namun, dampaknya justru menimbulkan kekacauan sosial dan pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran. Banyak orang yang dianggap menentang ajaran Mao Zedong dibunuh atau dipenjara. Peristiwa ini dikenal sebagai salah satu masa tergelap dalam sejarah Tiongkok modern.

Makna Cerpen Tanah Air Karya Martin Aleida

Cerpen Tanah Air tidak hanya menceritakan kehidupan individu, tetapi juga menggambarkan luka kolektif bangsa akibat peristiwa sejarah politik yang kelam. Melalui tokoh-tokohnya, Martin Aleida menyoroti tema kemanusiaan, kehilangan, dan identitas nasional.
Cerita ini mengajak pembaca untuk merenungkan kembali arti tanah air sebagai tempat berpijak, berakar, dan berjuang, meskipun dalam situasi penuh penderitaan dan ketidakadilan.

Halaman:

Tags

Terkini