AYOSEMARANG.COM -- Memasuki Bab 2 "Menyajikan Berita Inovasi yang Menghibur" dalam pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 11 Kurikulum Merdeka, siswa tidak hanya mempelajari seluk-beluk penulisan berita tetapi juga diajak untuk mengasah keterampilan literasi melalui Jurnal Membaca. Tugas yang tercantum pada halaman 51 ini menantang siswa untuk menganalisis sebuah buku secara mendalam.
Artikel ini akan membahas kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 halaman 51 yang bersumber dari buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas XI terbitan Kemdikbudristek. Sebagai contoh, kita akan mengulas buku "Kain Songket Mak Engket" karya Wylvera Windayana.
Sekilas tentang Tugas Jurnal Membaca
Sebelum masuk ke pembahasan jawaban, penting untuk memahami tujuan tugas ini. Jurnal Membaca dirancang untuk:
- Melatih kemampuan memahami isi buku.
- Meningkatkan keterampilan meringkas (sinopsis).
- Mengasah analisis karakter tokoh.
- Mengembangkan kemampuan mengekspresikan pendapat tentang sebuah karya tulis.
Baca Juga: Kemenaker Bahas Formula Baru UMP 2026, Cek Besaran UMP 2025 Lengkap
Contoh Pengisian Jurnal Membaca
Berikut adalah contoh pengisian formulir Jurnal Membaca yang dapat dijadikan referensi.
JURNAL MEMBACA
- Hari/Tanggal: 6 Oktober 2025
- Nama: Farah
- Kelas: 11
- Judul Buku: Kain Songket Mak Engket
- Penulis: Wylvera Windayana
- Penerbit: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
- Tahun Terbit: 2018
1. Sinopsis Buku (Minimal 10 Kalimat)
Jawaban:
Baca Juga: Ternyata Pasangan Selingkuh Brigadir N Berprofesi Guru SD di Cepiring
Novel "Kain Songket Mak Engket" mengisahkan perjuangan seorang perempuan tua bernama Mak Engket yang berprofesi sebagai pembuat kain songket di Palembang. Dengan tekad yang kuat, ia berupaya mempertahankan warisan budaya leluhurnya dari tergerus zaman. Tantangan yang dihadapi Mak Engket sangat kompleks, mulai dari persaingan ketat dengan produsen kain songket modern yang lebih efisien, hingga sikap apatis masyarakat yang mulai melupakan nilai-nilai tradisi. Meskipun demikian, semangatnya tidak pernah pudar. Ia yakin betul bahwa kain songket menyimpan nilai seni, filosofi, dan budaya yang tak ternilai harganya. Perjuangannya ini juga melibatkan keluarganya, termasuk cucunya yang bernama Intan. Konflik semakin memanas ketika saudaranya sendiri, Tante Ani, tidak mendukung usahanya. Melalui ketekunan dan keteguhan hatinya, Mak Engket mengajarkan kita tentang arti penting melestarikan identitas budaya.