pendidikan

Ujian Doktor di SCU Semarang, Rudy Heryadi Teliti Limbah Sawit untuk Biofuel

Selasa, 11 Juli 2023 | 14:35 WIB
Rudy Heryadi, mahasiswa program doktor Fakultas Ilmu dan Teknologi Lingkungan (FITL) SCU. (dok)


SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -Soegijapranata Catholic University (SCU), Semarang, menggelar Ujian Terbuka Program Doktor Ilmu Lingkungan (PDIL) di Teater Thomas Aquinas Lantai 3 Kampus Bendan pada Selasa 11 Juli 2023. Ujian terbuka promosi Doktoral ini diikuti Rudy Heryadi ST MSi, dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Lingkungan (FITL) SCU.

Rudy yang merupakan staff pengajar di Sekolah Tinggi Teknologi Bina Tunggal Jakarta ini melakukan penelitian tentang ''Model dan Perumusan Penilaian Keberlanjutan Bio-Dimethyl Ether Berbahan Baku Limbah Kelapa Sawit (Tandan Kosong Kelapa Sawit/TKKS).''

Menurut Rudy yang ditemui sebelum menjalani Ujian Terbuka Promosi Doktoral, pada Selasa pagi 11 Juli 2023 menjelaskan, tandan kosong kelapa sawit, merupakan biomassa limbah kelapa sawit yang melimpah, dan mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan biofuel, melalui proses gasifikasi.

''Selama ini, pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit kebanyakan digunakan sebagai mulsa dan pupuk saja. Salah satu biofuel yang dapat dikembangkan dengan menggunakan TKKS sebagai bahan bakunya adalah, Dimethyl Ether (DmE), yang dikategorikan sebagai biofuel yang multi source dan multi purpose,'' jelasnya.

Baca Juga: 5 Tengkleng Solo Paling Enak Kuah Nikmat Jeroan Banyak, Harga MURAH Mulai Rp20 Ribuan

DmE dapat dibuat dengan bahan baku gas alam, batubara, dan biomassa. DmE disebut juga sebagai multipurpose fuel, karena dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti LPG dan solar, karena kemiripan beberapa karakteristiknya.

DmE juga dapat menggantikan LPG, dan mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG. Selain untuk substitusi LPG, pada sektor transportasi kebutuhan untuk bahan bakar alternatif guna menggantikan solar, juga dapat dipenuhi oleh DmE.

Pada saat ini, upaya yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengurangi impor adalah dengan rencana hilirisasi batubara menjadi DmE. Hilirisasi batubara menjadi DmE dapat mengurangi beban impor LPG.

Tetapi permasalahan lain dari sisi lingkungan adalah, emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan lebih tinggi, jika dibandingkan dengan LPG maupun solar yang dapat digantikan. Termasuk lebih tinggi dari DmE yang berbahan baku TKKS/biomassa.

Selain aspek lingkungan yang perlu diperhatikan, pemanfaatan DmE juga harus memperhatikan aspek kelayakan secara ekonomi, agar pengembangan DME dapat dilaksanakan sampai kepada tahapan komersial.

Baca Juga: 7 Nasi Pecel Enak dan Murah di Semarang yang Wajib Dicoba, Sambal Kacangnya Legit

Menurutnya penelitian ini bermanfaat dalam menentukan peruntukkan jenis biofuel yang multiresource dan multipurpose, dalam menggantikan bahan bakar berbasis fosil.

''Dengan menggunakan indikator keberlanjutan, seperti eco-efficiency, proses atau peruntukkan biofuel untuk substitusi bahan bakar berbasis fosil, dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan. Yaitu dengan memilih biofuel maupun proses dan rencana produksi yang memberikan nilai tambah lebih, dengan beban lingkungan yang minimal (do more with less).''***

Tags

Terkini