SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Tim peneliti Kedaireka dari Unika Soegijapranata Semarang mendokumentasikan potensi kuliner di Kota Solo dalam bentuk peta digital. Screening dan Launching Luaran : Gastronomic City Branding Solo ini digelar di
Cinepolis Java Mall Semarang, Rabu, 7 Desember 2022 sore.
Ketua tim peneliti Dhiyan Krishna Wardhani ST MUE mengatakan, peta tematik tersebut ia namai dengan peta 'Surakarta Berbagi Rasa" dan 'Dakarasa'. Peta ini menggambarkan titik kuliner di Kota Solo dengan tampilan yang sesuai tema kuliner.
"Kedua jenis peta tersebut kami tampilkan dalam sebuah web (foodiesolo.com). Peta dirancang untuk memudahkan masyarakat, dan kami peroleh dari hasil survei masyarakat dan juga wisatawan," kata Dhiyan, usai acara.
Baca Juga: Gagas Gastronomic City Branding, Unika Soegijapranata Intens Dampingi UKM Solo
Pembuatan peta ini merupakan luaran dari hasil program Matching Fund Kedaireka 2022 yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek.
Dalam pelaksanaanya, tim peneliti melibatkan mahasiswa dari beberapa program studi, yaitu program studi Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan, Desain Komunikasi Visual serta Teknologi Pangan.
"Luaran lainnya berupa film Karta Rasa dan film Dokumenter Solo. Film pendek yang menggambarkan keseluruhan kegiatan penelitian dari awal hingga akhir," ujarnya.
Pihaknya juga menyusun buku yang berisi kumpulan hasil survei terhadap kuliner di Kota Solo dengan menampilkan kisah singkat dari setiap makanan serta foto estetik dari makanan tersebut.
"Kami mengawalinya dari pengumpulan data atau survei. Kemudian berlanjut FGD, edukasi bersama mitra hingga pemutaran film dokumenter sebagai salah satu luaran penelitian ini tentang Gastronomic City Branding," jelasnya.
Adapun judul penelitian yang diangkat oleh tim ini yakni "Pengembangan Identitas Kota Solo sebagai Kota Pariwisata melalui Peningkatan Kualitas Kuliner".
Baca Juga: UMK 2023 Se-Jateng Sudah Ditetapkan, 3 Daerah Belum Capai Rp2 Juta, Mana Saja?
Sementara itu, Agnes Indah Suciani Kristanti SDs MIKom yang juga bagian dari tim peneliti menambahkan, dipilihnya Kota Solo sebagai lokasi penelitian ini karena lekat dengan bidang kulinernya.
"Meskipun Surakarta kota kecil atau bukan ibu kota provinsi, tetapi yang dicari pertama masyarakat ketika berkunjung di daerah itu adalah kuliner," ujarnya.***