Selanjutnya di tengah cuaca panas Semarang ini terdapat persoalan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) harus diwaspadai. Kondisi yang kering karena tidak lama hujan menyebabkan debu-debu kian meningkat.
"Orang-orang yang sudah punya asma, itu sering kali kambuh pada kondisi saat ini, orang sensitif juga akan batuk pilek. Bayi juga kasihan, yang harusnya dijemur tiap pagi, kondisi udaranya tidak bagus bisa menyebabkan gangguan pernapasan," tuturnya.
Begitu pula bagi masyarakat yang memiliki riwayat penyakit atau komorbid, seperti gangguan ginjal, jantung, hipertensi, dan diabetes. Informasi yang diterimanya, beberapa rumah sakit telah meningkatkan ketersediaan tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR).
Kendati demikian, Sigid menyatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang di bawah kepemimpinan Hevearita Gunaryanti Rahayu telah menunjukkan upaya-upaya preemtif dan preventif dalam menyikapi panas ekstrem ini.
"Saya kira pemerintah kota sudah cukup bagus. Langkah seperti ini jauh lebih penting dan bermanfaat, dari pada kita menunggu dan akhirnya menyiapkan rumah sakit, tidak menjadi tidak solusi," katanya.