Arief menambahkan, hal ini pun juga disepakati oleh sebagian orang Tionghoa. Mereka percaya jual apapun di wilayah itu dipastikan akan laris.
"Yang tahu justru orang Tionghoa, ini adalah segitiga emas. Orang jualan apapun. Selama masih ada di garis ini, itu laris. Tarik saja garis itu, laris. Tapi di luar ini berbeda. Selalu pasang surut. Orang berani buka usaha di sini. Paragon aja berani berapa miliar dia beli tanah di sini sampai menghilangkan satu RT," paparnya.
Lebih dari itu Arief menambahkan di masa lalu, para ulama maupun Wali dalam membangun masjid perhitungannya tidak main-main. Penuh kontemplasi dan punya penerawangan yang jauh.
"Yang sudah kita rasakan sekarang ini termasuk sekayu. Dulu apa ada kemakmuran. Sekarang tempat ini sangat makmur," ucapnya.