Dapat Penghargaan, Pakar Gizi di Semarang Salut dengan Berbagai Program Pencegahan Stunting dari Mbak Ita

photo author
- Senin, 27 November 2023 | 14:35 WIB
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menerima penghargaan People of The Year 2023 di Grand Studio Metro TV.  ((Humas Pemkot))
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menerima penghargaan People of The Year 2023 di Grand Studio Metro TV. ((Humas Pemkot))

"Kemudian terkait juga dengan integrasi lainnya seperti program kesehatan yang bisa diberikan rumah sakit apabila ada pasien-pasien yang terindikasi stunting untuk diberikan intensif agar penanganan stunting lebih fokus. Jadi kita sangat menyambut dan ikut berkolaborasi. Seperti di kegiatan sebelumnya termasuk beberapa hari yang lalu di Simpang Lima, program studi Ilmu Gizi juga mengirimkan tim untuk meramaikan acara," paparnya.

Tidak hanya itu, Fitriyanyo juga mengomentari inovasi Mbak Ita dalam pencegahan stunting dengan mengenalkan makanan pengganti beras atau karbohidrat dari umbi-umbian.

Bahkan, setiap menyapa warga Mbak Ita selalu mengkampanyekan resep Opor Singkong.

Menurut Fitriyanto, makanan pendamping beras adalah strategi untuk penanganan stunting karena memang, sumber karbohidrat lain seperti jagung, ubi-ubian nilai gizinya tidak kalah dengan beras sebenarnya.

Bahkan dengan keanekaragaman sumber karbohidrat tadi diharapkan bisa meningkatkan ketahanan pangan dari masyarakat.

Pasalnya kalau misalnya terjadi kenaikan stabilitas harga dari beras itu, masyarakat bisa berpindah secara langsung ke makanan pendamping tadi sehingga tidak ada anggapan lagi belum makan nasi, belum makan.

"Lalu seperti ubi jalar kuning atau waluh itu punya sumber vitamin lainnya seperti pro Vitamin A atau betakaroten, dan juga vitamin C yang tidak mungkin ada di beras," ucapnya.

Lalu bagaimana target pemkot dalam mewujudkan Zero Stunting di 2024 nanti? Fitriyanyo mengatakan bahwa target itu sebetulnya cukup tinggi.

Namun dirinya menggarisbawahi bahwa menghapus stunting tidak mudah.

Misalkan pernikahan dini yang kemudian calon pengantin tersebut belum mendapatkan gizi yang memadai sehingga tidak mungkin sekitar tiga tahun lagi baru kejadian. Nah potensi itu bisa saja selalu muncul apabila tidak segera ditangani.

Untuk kejadian stunting banyak sekali faktornya dan perlu penanganan multindimensi dan kerja sama dari semua pihak.

"Tapi kami optimistis bahwa penurunan stunting akan signifikan dan harus dibarengi dengan kinerja bersama untuk selalu mencegah stunting. Dari tingkat perhatian antar lini yang kami amati dari akademisi ini, kami percaya bahwa penurunan tingkat stunting bisa signifikan walaupun mungkin tidak 0. Dan pasti akan ada beberapa persen, 0,5 atau 1 persen yang masih tersisa," paparnya.

Sementara merujuk data Dinas Kesehatan Semarang, dari data terakhir di bulan Oktober apabila ditotal dari 16 kecamatan berjumlah 926.

Angka itu termasuk mengalami penurunan dari 2 bulan terakhir yakni di bulan Agustus dengan angka 1022 dan bulan September yang berjumlah 938.

Sejauh ini ada 3 kecamatan dengan stunting tertinggi yakni Semang Utara dengan data terakhir di bulan Oktober dengan angka 161, lalu Semarang Barat berjumlan 87 dan Ngaliyan dengan 80.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Oriza Shavira Arifina

Tags

Rekomendasi

Terkini

X