Kata Munawir, dulu sempat Kupat Jembut diisi dengan petasan sebagai bentuk protes situasi Indonesia sekitar tahun 1965.
Baca Juga: Gunungan Hasil Bumi Jadi Rebutan Warga di Tradisi Syawalan dan Merti Desa Boja
"Awalnya dulu pada tahun '65, bentuknya malah dikasih kupat dan mercon. Jadi mercon sampai sekitar tahun '85, sebagai bentuk protes keadaan waktu itu. Karena keadaan semakin baik, ekonomi semakin baik terus dikasih kupat dan jajanan. Sampai tahun 90-an ke sini mulai ada dikasih uang," ujar Munawir yang sudah mengikuti tradisi Kupat Jembut sejak kecil itu.
Kupat Jembut di Pedurungan digelar di dua tempat yakni di Kampung Jaten Cilik dan Gang Pedurungan Tengah II.