Hal itu sebagai bentuk kerukunan dan kekompakan di Sekayu. Seperti diketahui, Sekayu memiliki dua kelompok Islam yang kuat yakni dari NU dan Muhammadiyah.
Baca Juga: Sebanyak 1.117 Mahasiswa Praja IPDN Diterjunkan di Jateng, Paling Banyak di Kantor Samsat
"Kelompok NU dan Muhammadiyah ini di wilayah Sekayu hidup berdampingan dan kompak. Terbukti saat sholat tarawih dari takmir mengakomodir sholat 11 dan 23 rakaat 2x salam 4 kali kemudian dijeda ceramah bagi yang menjalankan 11 rakaat setelah ceramah lanjut witir, bagi yang menjalankan 23 rakaat maka tidak mengikuti witir yang 11 rakaat," terangnya.
Di luar perlombaan itu, Jatayu Semarang juga sering mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan sejarah terutama Haul NH Dini.
Selain sebagai kampung dengan masjid tertua, Sekayu juga jadi daerah mukim salah satu penulis ternama, NH Dini.
"Kalau ini remaja masjid berkolaborasi sama kampung tematik, dalam mengenalkan sejarah seperti saat memperingati haul NH Dini. Jadi mendatangkan narsum ahli sejarah dan pesertanya dari remaja masjid dan Karang Taruna Himalaya," sambungnya.
Terakhir Hasan menuturkan peran anak muda dan Remaja Masjid bukan hanya di momen seperti ini saja. Melainkan di banyak kesempatan kegiatan lainnya.
"Kami berupaya untuk terus terlibat aktif dimasyarakat dan dapat bermanfaat kepada lingkungan sekitar terutama untuk mudah anak milenial ini masih terus eksis dalam memakmurkan masjid,” pungkasnya.
Sementara dari Sri Setyo Dono selaku Penasehat Takmir Masjid Taqwa Sekayu mengaku salut dengan apa yang dilakukan Jatayu.
Dia berharap, Jatayu terus giat dan rajin dalam berkegiatan aktif di kampung dengan penuh dedikasi.
"Kegiatan ini sangat kami sangat mendukung dan saya bangga, apalagi peran anak muda dalam memakmurkan masjid ini. Harapan saya semoga dapat mengadakan event gak kali ini saja namun dapat berkelanjutan di Event PHBI (Perayaan Hari Besar Islam)," pesannya.