Pascakericuhan Demonstransi Mahasiswa Semarang, 16 Orang Dirawat di Rumah Sakit

photo author
- Kamis, 22 Agustus 2024 | 17:02 WIB
Aksi ricuh mahasiswa Semarang yang diberi water canon oleh polisi. Usai kericuhan sementara 16 mahasiswa dirawat di rumah sakit. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Aksi ricuh mahasiswa Semarang yang diberi water canon oleh polisi. Usai kericuhan sementara 16 mahasiswa dirawat di rumah sakit. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Komite Aksi Kamisan Semarang, Iqbal Almak menuturkan ada sekitar 16 orang mahasiswa yang dirawat di rumah sakit pascakericuhan demonstrasi, Kamis 22 Agustus 2024.

Mahasiswa Semarang menggelar aksi demo di depan Kantor Gubernur Jateng untuk menolak revisi UU Pilkada.

Dalam aksi massa tersebut mahasiswa Semarang sempat menjebol pagar DPRD Jateng.

Polisi yang menjaga area pun menembakan water canon dan menembakkan gas air mata.

Baca Juga: Aksi Ricuh Demonstrasi Semarang, Banyak Mahasiswa Luka-Luka Sampai Dibawa ke Rumah Sakit

Massa mahasiswa pun lari tunggang langgang menghindar karena ada gas air mata yang telah ditembakan polisi.

"Data sementara kami dari berbagai macam sumber, ada sekitar 26 massa aksi yang terkena gas air mata bahkan luka-luka," kata Iqbal.

Iqbal menambahkan bahkan ada satu orang yang hidungnya harus dijahit karena terkena gas air mata.

"Kebanyakan mengalami sesak napas hingga pingsan. Dan ada sekitar 16 orang yang dilarikan ke rumah sakit," sambungnya.

Sementara Nathael Bramana, koordinator PMKRI Cabang Semarang juga menyampaikan jika rekan-rekannya banyak yang terluka.

Baca Juga: Demo Mahasiswa Semarang di Kantor Gubernur Jateng Ricuh: Pagar Dijebol, Polisi Tembakan Gas Air Mata

"Beberapa teman-teman massa aksi ada yang terluka, ada yang dilarikan ke rumah sakit," ungkapnya.

Nathael menambahkan paling parah rekan-rekannya ada yang mengalami sesak napas, terkilir lalu jatuh karena menjauhi gas air mata. Ada yang tertembak water canon," ungkapnya.

Oleh karena itu Nathael menyatakan jika hari ini polisi bertindak cukup represif padahal mahasiswa tidak membawa benda keras apapun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X