AYOSEMARANG.COM -- Semayur.id semakin aktif mengedukasi masyarakat terkait seluk beluk pertanian organik, dari hulu hingga hilir. Kali ini dikemas menarik dalam piknik edukatif bertema “From Garden to Table”.
Para peserta diajak berkunjung langsung ke integrated farm Semayur.id di area lereng Gunung Merbabu, pada Minggu 25 Agustus 2024.
Selain tips dan praktik menanam, para peserta yang berlatar belakang berbagai profesi ini dikenalkan alternatif lain pengganti pestisida berbahan kimia. Diantaranya dengan menggunakan ekoenzim.
Baca Juga: Demo Ricuh di Semarang, Polisi Amankan 22 Pelajar dan 10 Mahasiswa
Masih di ladang yang sama, Semayur.id juga menunjukkan keberhasilan mereka dalam menanam dan mengembangkan tanaman yang kerap dikenal sebagai sayur-sayuran impor. Diantaranya tomat indigo, kale, horenso serta selada romaine.
“Petani kami berhasil mengembangkan sejumlah sayuran impor menjadi endemik di sini,” kata CEO Semayur.id, Kadek Delia Arisani.
Satu hal yang unik, dalam integrated farm ini tidak hanya ditanami satu jenis sayuran saja, seperti laiknya kebanyakan ladang pertanian.
“Sistem ini sebagai upaya kami untuk menjaga jumlah panen serta antisipasi permainan harga tengkulak. Sehingga petani kami bisa menjual dengan harga yang relatif stabil,” kata alumnus Perikanan Universitas Diponegoro ini.
Baca Juga: Yoyok Sukawi-Joko Santoso Maju di Pilwakot Semarang 2024, Besok Daftar ke KPU
Sesuai dengan kemasan kegiatan yaitu “piknik”, yang identik dengan alam dan makan bersama, peserta lantas diajak tracking tipis-tipis menikmati segarnya udara lereng gunung dan sejuknya makan siang di bawah rindang pepohonan.
Acara tak berhenti di sini, masih ada adu kreativitas dalam membuat salad dan mengicipi keseruan memanen berbagai sayuran.
Kegiatan kali ini, Semayur.id menggandeng Rekaloka yang memiliki visi sejalan terkait edukasi.
“Kami bersemangat mengkreasikan kegiatan edukatif semacam ini agar terasa lebih fun bagi para peserta. Jadi bukan hanya ilmu yang didapat oleh para peserta, kegiatan ini juga bisa jadi sarana refreshing dari berbagai rutinitas keseharian,” kata founder Rekaloka, Rani Nelasari. ***
