SALATIGA, AYOSEMARANG.COM - Sebagai upaya untuk edukasi kepada masyarakat, Perum Jasa Tirta (PJT) I bersama Jaring-Jaring Komunikasi Pemantauan Kualitas Air (JKPKA) hadir dalam acara Sosialisasi Pemantauan Kualitas Air Wilayah Sungai Jratunseluna di Salatiga.
Acara yang diselenggarakan oleh Gerakan Peduli Air dan Sungai Salatiga dihadiri Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit dan Kepala Sub Divisi Divisi Pengusahaan WS Jratunseluna PJT I, Imam Buchori beserta Tim JKPKA.
Dalam acara yang diselenggarakan di Mini Teater Bung Karno Jalan Sukowati, Salatiga dihadiri lebih dari 50 orang hadir dan memenuhi aula auditorium. Imam Buchori juga bertindak sebagai moderator dengan tiga pemateri dari JKPKA.
Paparan pertama disampaikan oleh Soetarno Said, senior JKPKA. Ia menyampaikan sekilas tentang JKPKA sebagai organisasi nirlaba penggiat lingkungan itu telah berdiri sejak 1997 atas inisiasi bersama dengan PJT I dan Universitas Negeri Malang (UM).
Baca Juga: Jamu Bali United, PSIS Semarang Ambisi Bawa Poin Penuh Pertama di Stadion Jatidiri
Paparan kedua disampaikan Istri Setyowati mengengai Pemantauan Kualitas Air dengan Metode Bioassessment, Fisika, dan Kimia Sederhana.
Dalam paparannya, Istri menjelaskan bagaimana mikrovertebrata, serta parameter fisika dan kimia digunakan untuk memonitor kualitas air.
"Ketiga parameter ini digunakan untuk mengetahui kesehatan sungai dan digunakan oleh guru dan siswa anggota JKPKA," jelasnya.
Paparan terakhir disampaikan Iqbal Bilgrami mengenai Pelestarian Sungai dengan Pemberdayaan Masyarakat.
Dalam paparannya ia menyampaikan tentang pentingnya peranan masyarakat dalam kegiatan pelestarian sungai baik secara individu, masyarakat, hingga keterlibatan guru dan siswa.
Baca Juga: Padahal Gajinya Tinggi tetapi 7 Jurusan Kuliah Ini Sepi Peminat
"Keterlibatan semua pihak menjadi penting karena terkait dengan hal dimaksud dapat menginspirasi pihak-pihak lain agar mau terlibat dan ikut serta," ungkapnya.
Ketua DPRD Kabupaten Salatiga, Dance Ishak Palit menjelaskan, kondisi sumur atau sumber air di Salatiga yang merupakan wilayah pegunungan banyak berkurang.
"Dari 75 sekarang 40 sudah banyak yang kering. Sedangkan PDAM harus mengambil air baku dari sungai-sungai yang dialiri (debitnya menurun). Jadi menjaga kelestarian sumber daya air ini sangat penting untuk dilakukan," jelasnya.