Teror Hantu Tanpa Kepala di Eks Penjara Mlaten Semarang, Sipir Manfaatkan untuk Hukum Napi yang Bandel

photo author
- Rabu, 18 Desember 2024 | 17:05 WIB
Eks Penjara Mlaten yang kini bernama Rutan Kelas I Semarang. Rutan terkenal angker. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Eks Penjara Mlaten yang kini bernama Rutan Kelas I Semarang. Rutan terkenal angker. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Baca Juga: Rumah Angker di Semarang Ini Punya Artis Dijuluki Ratu Horor, Penampakannya Seram Sering Jadi Tempat Uji Nyali

Lagipula, ini bukan perkara seperti film horor, melainkan dia akan malu pada dirinya sendiri kalau takut dengan hantu. Reputasinya sebagai preman yang ditakuti akan tercoreng apabila dia menjerit-jerit.

Dia pun mendekati jeruji lagi dan berupaya memastikan apakah hantu tanpa kepala tadi betul yang dia lihat.

Namun, si napi narkoba ini tampaknya gagal mempertahankan reputasinya. Hantu tanpa kepala itu lewat lagi bahkan pergerakannya lebih lambat, Kus berteriak.

"Wuaa, setaann. Tolongg.. tolongg ndann. Ampunn. Keluarkan saya ndan..," teriak Kus yang kemudian menggema di sepanjang gedung.

Usai kejadian itu dan kebandelannya, Kus minta pindah. Pascakejadian, rasa takutnya kian besar serta sulit tidur. Sipir akhirnya menuruti permintaan Kus, tapi mereka membawanya ke Lapas Nusakambangan.

Cerita itu adalah salah satunya, kata Kepala Rutan Kelas I Semarang, Eddy Junaedi saat ditemui Rabu 18 Desember 2024.

Baca Juga: 8 Prospek Kerja Lulusan Jurusan Geografi, dari Pekerja BUMN hingga Konsultan Lingkungan

Eddy bercerita bahwa Kemenkumham Kanwil Jateng kembali menggunakan rutan itu sebagai tempat penahanan meskipun sementara atau titipan sebelum dibawa ke penjara pusat.

Eddy tahu betul tempat itu dulu apa. Dulu Rutan itu adalah Penjara Mlaten. Menyadur dari banyak sumber, Penjara Mlaten adalah penjara legendaris di Semarang sejak zaman belanda sejak 1881.

"Rutan ini sudah ada sejak zaman Belanda," ungkapnya.

Namun dulu penjara itu adalah penjara untuk menawan orang-orang Belanda di zaman Jepang. Selain itu, Penjara Mlaten jadi salah satu saksi Pertempuran 5 di Semarang.

Ketika Pertempuran 5 Hari di Semarang meletus, pejuang dan tentara Jepang saling mengejar. Ada yang berlindung di Sobokarti, sanggar tari dan pertunjukan di depan Penjara Mlaten dan Gereja Kristen Jawa Tengah Utara (GKJTU).

Baca Juga: Dulunya Kantor Gubernur VOC, Bangunan Peninggalan Belanda di Surabaya Ini Dijuluki Gedung Setan, Karena Angker?

Beberapa masa kemudian, Penjara Mlaten beralih menjadi Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara (Rupbasan) Kelas I Semarang. Banyak barang sitaan negara yang diinapkan di sini termasuk kendaraan bekas kecelakaan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X