SCCR Semarang Tak Berhenti Kenalkan Stem Cell, Metode Penyembuhan Modern dengan Regenerasi Sel

photo author
- Sabtu, 11 Januari 2025 | 17:49 WIB
SCCR Semarang tak berhenti sosialisasikan stem cell kepada berbagai kalangan. (SCCR)
SCCR Semarang tak berhenti sosialisasikan stem cell kepada berbagai kalangan. (SCCR)

"Cukup sudah sejarah Gajahmada nenek moyang kita dulu. Kami ingin steam cell tidak hanya di Semarang. Dia bisa beredar di Bali, Lombok dan lain," terangnya.

Meski demikian, saat ini Agung menilai punya sejumlah tantangan untuk mengembangkan stem cell.

Tantangan pertama adalah support kurikulum. Selama ini, kurikulum kita lebih banyak pada paper base. Menurutnya, kalau ada guru besar hanya berorientasi pada publikasi-publikasi.

Baca Juga: USM Cup Kembali Digelar, Pertandingkan KU Se-Kota Semarang, Pelajar dan Mahasiswa Open

Sementara, menurutnya untuk melahirkan suatu produk inovatif maka harus memiliki kemampuan inovasi.

"Kemampuan stem cell kan high teknologi. Maka kurikulum harus mulai bangun kurikulum yang mengacu pada sains dan teknologi, agar anak-anak kita memiliki kemampuan lebih dini untuk melakukan eksplorasi," jelasnya.

Kemudian tantangan kedua, Agung merasa pemerintah belum hadir sepenuhnya.

Dia berharap pemerintah busa hadir secara komprehensif dan memikirkan kerja-kerja anak bangsanya.

"Hambatan kedua, bagaimana pemerintahan hadir secara komprehensif dan memikirkam anak bangsa sehingga regulasi yang kami butuhkan keberpihakannya pada anak bangsa supaya lebih kuat," pungkasnya

Di sisi lain, stem cell sudah dirasakan secara nyata oleh masyarakat. Pengusaha asal Bali, Gusti Ngurah Anom mengakui jika stem cell memberikan dampak positif bagi tubuhnya.

Baca Juga: Referensi SNBT dan SNBP 2025 di Universitas Indonesia, Ini 10 Jurusan yang Sepi Peminat

Setelah melakukan terapi sejak dua bulan yang lalu dia merasakan perbedaan di tubuhnya.

“Memang stem cell itu bagus buat meregenerasi sel. Artinya, kalau di dalam tubuh kita ada yang rusak, stem cell tugasnya untuk meregenerasi sel-sel kita yang rusak,” sambungnya.

Oleh karena pria kelahiran Seririt, Buleleng ini berharap, stem cell semakin berkembang di Indonesia khususnya di Bali.

Selama ini juga dia mendapati banyak masyarakat yang mengira stem cell hanya ada di luar negeri padahal sudah dikembangkan di Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X