Baca Juga: Bakal Diperkuat Evandro Brandao Lagi, PSIS Semarang Punya Tambahan Amunisi untuk Kalahkan Persib
Sementara dua unit lainnya masih dalam perbaikan oleh vendor. Salah satu penyebabnya adalah tumpukan sampah dan enceng gondok yang menghambat aliran air serta mengurangi efektivitas pompa.
"Kemudian di Rumah Pompa Sringin, pompa masih berfungsi, tetapi genangan tetap terjadi di Trimulyo dan sekitar Rumah Sakit Islam Sultan Agung. Hal ini diperkirakan akibat adanya sumbatan di saluran air menuju rumah pompa," terang wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Untuk mempercepat penanganan dan mengurangi dampak genangan, Pemkot Semarang telah menerapkan langkah-langkah antara lain dengan menambahkan mobile pump di beberapa titik seperti Rumah Pompa Tenggang sebanyak 1 unit pompa milik BPBD, di belakang Terminal Terboyo sebanyak 1 unit pompa milik DPU, kemudian Kudu sebanyak 1 pompa milik BPBD, Gebanganom sebanyak 2 unit pompa dari DPU.
"Selanjutnya, di wilayah Padi Raya sejumlah 1 mobile pump milik DPU, di Muktiharjo Kidul sejumlah 1 unit mobile pump milik DPU serta penambahan pompa portable sebanyak 6 pompa di sepanjang Kaligawe Raya," terang wali kota yang akrab disapa Mbak Ita.
Baca Juga: Rektor Tegaskan USM Tak Hanya Cetak Lulusan Unggul Tapi Juga Peduli Antarsesama
Pembuatan tanggul darurat menggunakan sandbag juga dilakukan guna menutup jebolan Kali Plumbon.
Pemasangan sandbag di Jalan Kaligawe Raya pun dilakukan guna menahan limpasan Kali Tenggang.
Melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Pemkot Semarang juga melakukan pengerukan sedimen serta pembersihan sampah dan enceng gondok. Ponton dari Kali Semarang juga digunakan untuk mempercepat pembersihan di Kali Tenggang.
Tak hanya yang bersifat jangka pendek, sebagai langkah strategis jangka panjang, Pemkot Semarang bersama BBWS Pemali Juana tahun ini mulai melakukan normalisasi Kali Tenggang dan Kali Sringin melalui program National Urban Flood Resilience Project (NUFReD).
Program ini bertujuan meningkatkan kapasitas tampung sungai sehingga air dapat mengalir lebih cepat dan risiko genangan dapat ditekan secara signifikan.
Proyek ini tetap berjalan meskipun terdapat Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang membatasi beberapa proyek infrastruktur.
Baca Juga: Syarat Sertifikat SNBP 2025, Lengkap dengan Contohnya
Saat ini, proses lelang telah selesai dan hanya menunggu persetujuan kontrak dari Kementerian sebelum bisa segera dieksekusi. “Kami berharap persetujuan kontrak dapat segera diterbitkan agar proyek ini bisa dimulai sesegera mungkin. Normalisasi Kali Tenggang dan Sringin sangat penting untuk mengurangi risiko banjir di Kota Semarang,” ujar Mbak Ita.
Melalui kolaborasi ini, Pemkot Semarang dan BBWS Pemali Juana berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam menangani banjir dan meningkatkan ketahanan kota terhadap bencana hidrometeorologi.