SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Tidur malam Zuhdi Utsman (44), warga Sukolilo, Pati harus terganggung ketika ditodong parang yang siap membelah dadanya.
Dengan mata yang masih sayu, samar-samar dia melihat dua orang bertopeng berada di tempat tidurnya. Sontak hal itu membuat Zuhdi Utsman bergidik dan tak banyak bicara.
Setelah matanya terbuka dengan jelas, dua perampok itu tidak hanya bawa parang. Ada juga golok dan senjata api. Namun entah kenapa yang digunakan sebagai senjata utama adalah parang dan golok.
Si perampok dengan parang yang masih menempel, lalu mengintimidasi Zuhdi dengan ucapan gaya perampok lawas.
"Bondo opo nyowo (Harta atau nyawa)?," katanya sambil berbisik.
Dicecar pertanyaan itu, Zuhdi tentu saja tak mau ceroboh. Dia langsung menuruti apa yang dimaui oleh perampok tadi.
Ketika hendak berjalan, Zuhdi sempat tidak terima karena didorong dengan keras. Dia tidak terima dan sempat melakukan perlawanan.
Si perampok lalu menyabitkan parangnya yang meleset dan malah menancap di kasur. Sebetulnya Si Peraampok sudah dalam posisi kurang unggul, namun kuda-kuda Zuhdi juga tidak kuat sehingga dia jatuh dan kepalanya terbentur pegangan parang itu.
Si perampok merasa unggul kemudian membekap Zuhdi dengan bantal. Dalam kondisi itu, Zuhdi dipaksa untuk menurut.
Setelah Zuhdi bisa ditentramkan, Si Perampok mengambil tali untuk mengikatnya. Dia juga memaksa istri dan anak Zuhdi untuk ikut diikat.
Zuhdi kemudian dipaksa untuk menyerahkan segala harta bendanya. Istrinya dipaksa untuk menyerahkan kunci dimana uang itu disimpan.
Setelah pemaksaan itu, si perampok mendapatkan uang Rp 261 juta serta cincin dan liontin.
Usai mendapatkan apa yang mereka cari, kedua perampok bertopeng dan gaya lawas tadi kabur. Sedangkan Zuhdi dengan tangan terikat merutuki hari buruk karena dirampok di tengah tidur malamnya.
Perampok itu tak lama kabur. Beberapa hari kemudian Tim Resmob Jatanras Direskrimum Polda Jateng berhasil meringkus mereka.