Untuk memulai kegiatan staking, pengguna perlu memiliki dompet kripto yang kompatibel dengan staking. Dompet ini bisa berbentuk dompet perangkat lunak atau perangkat keras.
Beberapa platform bursa seperti Binance dan Coinbase juga memungkinkan staking langsung melalui layanan mereka, sehingga pengguna tidak perlu memiliki dompet terpisah.
Memilih Validator atau Delegator
Dalam beberapa blockchain, seperti Cosmos (ATOM) atau Tezos (XTZ), pengguna dapat memilih validator atau delegator yang bertanggung jawab dalam memvalidasi transaksi.
Validator ini dipilih oleh pengguna, baik secara otomatis maupun manual, dan mereka akan menerima imbalan, yang sebagian dari imbalan itu akan diteruskan kepada pengguna yang terlibat dalam staking.
Mengunci Aset Setelah memilih validator, pengguna harus mengunci sejumlah cryptocurrency dalam periode tertentu. Lamanya waktu ini bisa bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa bulan, bergantung pada regulasi blockchain yang digunakan.
Menerima Imbalan Setelah periode staking berakhir, pengguna akan mendapatkan imbalan dalam bentuk cryptocurrency. Besaran reward ini tergantung pada jumlah aset yang di-stake dan durasi staking.
Keuntungan dari Staking Crypto
Melakukan staking cryptocurrency memberikan beberapa manfaat bagi pemegang aset, antara lain:
Pendapatan Pasif:
Staking memungkinkan pemilik untuk memperoleh penghasilan pasif tanpa harus aktif melakukan transaksi atau menghabiskan waktu untuk memantau harga aset.
Kontribusi pada Jaringan:
Dengan staking, pengguna secara langsung berkontribusi pada keamanan dan stabilitas jaringan blockchain. Ini membantu meningkatkan desentralisasi dan ketahanan blockchain terhadap potensi serangan.
Potensi Imbalan:
Banyak jaringan menyediakan insentif menarik bagi individu yang melakukan staking, terutama jika dilakukan dalam periode yang lama.