Napi Perempuan di Semarang Pertebal Spiritualitas dari Balik Jeruji: Khataman Al Quran Seharian Penuh

photo author
- Sabtu, 8 Maret 2025 | 13:43 WIB
Napi perempuan di Lapas Perempuan emarang menghabiskan waktu untuk khataman Al Qur'an.  (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Napi perempuan di Lapas Perempuan emarang menghabiskan waktu untuk khataman Al Qur'an. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

AYOSEMARANG.COM -- Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Semarang memiliki tradisi religi yang rutin dilakukan selama Ramadhan, yakni tadarus dan khataman Al Quran.

Kegiatan ini berlangsung dari pagi hingga sore di musala lapas, dengan target menyelesaikan bacaan Al Quran hingga empat kali selama bulan suci.

Sunarti, salah seorang warga binaan yang aktif dalam kegiatan ini, mengaku bahwa selama Ramadan dirinya lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengaji bersama rekan-rekannya.

“Tadarus setiap hari, dari Senin sampai Minggu, mulai jam 9 pagi sampai setengah 12 siang kita tadarus. Kemudian setelah salat Ashar, kita tadarus lagi,” ujar Sunarti, Jumat, 7 Maret 2025.

Baca Juga: Puasa Sampai Tanggal Berapa pada Ramadhan 2025? Ini Prediksi Idul Fitri 1 Syawal 1446 H

Menurut Sunarti, dalam sepekan mereka bisa menyelesaikan satu kali khataman Al Quran. Dengan pola ini, mereka menargetkan dapat khatam hingga empat kali selama Ramadhan.

“Ada yang memandu saat tadarus, jadi kalau ada bacaan yang salah bisa langsung dibenarkan. Setiap hari, jumlah yang ikut sekitar 30-40 orang, meskipun kadang ada yang merasa capek,” tambahnya.

Selain mengaji, Sunarti juga mengisahkan perjalanan spiritualnya selama empat tahun menjalani hukuman di Lapas Perempuan Semarang. Ramadan yang dilewatinya di balik jeruji membawa perubahan besar dalam hidupnya.

“Kalau dulu di luar, mungkin Ramadan masih banyak diisi dengan kegiatan duniawi. Kalau di sini, Alhamdulillah lebih banyak ibadah,” katanya.

Sementara itu, bagi Mimin, warga binaan asal Banyumas, mengaji adalah bentuk pengisi waktu yang penuh makna.

Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Semarang Selama Ramadhan 2025

Di usianya yang menginjak 59 tahun, ia mengaku tidak lagi memiliki ambisi duniawi, dan lebih memilih untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

“Umur udah segini, 59 tahun, yang dipikirin cuma Allah SWT. Dari awal puasa udah ikut tadarus,” tuturnya.

Di sisi lain, Kepala Lapas Perempuan Kelas II A Semarang, Ade Agustina, menyebut bahwa Ramadan merupakan momen yang tepat bagi warga binaan untuk melakukan refleksi diri melalui kegiatan positif seperti tadarus Al Quran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X