"Lalu semangat membangun pesantren, nulis kitab, sehingga kita bisa membaca kitab-kitabnya, dan tambah bermakna apabila mempelajari tafsirnya," terangnya.
Untuk saat ini, Ichwan menyebut Kyai Sholeh Darat memang belum banyak dikenal oleh seluruh kalangan anak muda.
Namun, hal itu tinggal menunggu waktu saja, mengingat Kyai Sholeh Darat membawa pengaruh besar dalam ajaran Islam di Pulau Jawa.
Kyai Sholeh Darat adalah mahaguru para ulama di Indonesia, bahkan juga pahlawan nasional. Tercatat sejauh ini, murid Kiai Sholeh Darat di antaranya pendiri Nahdlaltul Ulama, KH Hasyim Asy'ari; pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan; dan pahlawan emansipasi wanita Raden Ajeng Kartini.
Terlebih apabila nantinya Kyai Sholeh Darat sudah dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional.
"Kalau nanti dijadikan nama jalan, nama sebuah gedung di kampus atau pondok pesantren dan benda-benda material, lama-lama akan semakin dikenal," sambungnya.
Dalam merayakan Haul ke-125 Kyai Sholeh Darat, ada berbagai prosesi yang dilakukan yakni khataman Al Qur'an, Maulid Barzanji plus Sholawat Burdah diiringi Rebana, lalu tahlilan dan pengajian umum di lokasi makam Kyai Sholeh Darat di Bergota, Semarang.
Kemudian dilanjutkan dua acara besar di sore hari dan malam hari, di Lapangan Garnisun Kalisari yakni kirab ulama dan santri se-Kota Semarang. Lalu malam hari dimeriahkan pengajian umum Semarang Bersholawat. (*)