SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Waktu sudah menunjukan pukul 11.00 WIB dan segala prosesi Sesaji Rewanda sudah dilakukan, Sabtu 12 April 2025.
Sedari tadi, masyarakat sudah melihat suguhan pertunjukan, baik dari kirab gunungan dan Sego Kethek, berbagai macam tari-tarian serta replika kayu jati sebagai muasal berdirinya Goa Kreo.
Setelah semua prosesi itu tiba, saatnya pada acara puncak yakni berebut Sego Kethek.
Baca Juga: Warga Semarang Rayakan Sesaji Rewanda, Pemkot Janji Bikin Lebih Meriah Tahun Depan
Beberapa menit sebelum prosesi ini, masyarakat bahkan sudah mendekat ke arah gunungan Sego Kethek yang ditaruh oleh iring-iringan kirab di depan panggung utama.
Gunungan Sego Kethek ditaruh berjarak dengan gunungan buah-buahan dan hasil bumi. Dua gunungan itu bakal punya nasib yang sama, yakni diperebutkan. Bedanya, yang satu diperebutkan oleh Anak Cucu Adam, dan satunya Anak Cucu Darwin atau penghuni tetap Goa Kreo.
Maka dimulailah perebutan itu, begitu Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menyelesaikan sambutan, masyarakat langsung mengeroyok gunungan.
Tangan-tangan saling maju untuk berebut, tidak peduli tua, muda, atau laki dan perempuan saling gigih mendapatkan Sego Kethek itu.
Baca Juga: Pemerintah Kota Semarang Kembali Gelar Prosesi Sesaji Rewanda
Tidak ada 5 menit, gunungan Sego Kethek ludes. Mereka yang dapat, balik badan sambil tersenyum girang. Buat yang tidak dapat, tersenyum juga sebetulnya namun tentu saja kecewa karena pulang tanpa hasil.
Siti Fitri Astuti, (38) warga Semarang Barat itu bahkan baru pertama berebut Sego Kethek, sebab dia juga baru pertama mengikuti Sesaji Rewanda ini.
Dalam debutnya ini, Fitri tidak mendapat Sego Kethek. Dia tampaknya masih amatir karena tidak mampu memenangkan perebutan itu. Meski demikian dia tidak pulang dengan tangan kosong.
Baca Juga: Diperebutkan Warga, Ini Makna Nasi Kethek di Sesaji Rewanda Semarang, Konon Bawa Berkah
