AYOSEMARANG.COM -- Insiden memanas terjadi dalam aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) di Semarang pada, Kamis 1 Mei 2025. Seorang anggota polisi berpakaian preman atau intel dilaporkan tertangkap dan ditawan oleh massa aksi berbaju hitam.
Anggota kepolisian yang tidak mengenakan seragam tersebut menjadi sasaran amarah massa di tengah jalannya aksi yang berlangsung di sekitar kawasan kampus Universitas Diponegoro (Undip) Pleburan.
Aksi penahanan sempat terekam dan tersebar di media sosial. Dalam video yang beredar, tampak pria yang diduga intel polisi dikerumuni, dipaksa berbicara, dan direkam oleh sejumlah peserta aksi.
Baca Juga: Sempat Teriak Minta Tolong, Mahasiswi Undip Ditemukan Tewas di Kos Tembalang dengan Berlumuran Darah
Dari informasi yang dihimpun, anggota intel tersebut disandera hingga larut malam oleh massa di dalam area kampus Undip. Akibat situasi itu, aparat kepolisian sempat mengepung gerbang kampus demi mengevakuasi anggotanya.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto membenarkan kejadian tersebut. Ia menyebutkan bahwa anggota polisi tersebut berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat setelah dilakukan koordinasi dengan pihak kampus.
“Malam ini Bapak Wakapolda berkoordinasi dengan pihak rektorat Undip untuk dapat menjemput anggota yang ada di dalam kampus. Alhamdulillah, anggota tersebut berhasil dijemput dan sudah keluar dari kampus dan kembali ke kantor,” ungkap Artanto.
Ia juga menegaskan bahwa situasi di sekitar kampus Undip kini telah terkendali dan aparat memastikan keamanan mahasiswa yang hendak kembali ke rumah usai aksi.
Baca Juga: Pelajar dan Mahasiswa Gratis Naik Trans Semarang, Ini Syarat Cara Daftarnya
“Kami menjamin bagi mahasiswa Undip yang akan pulang. Buktinya malam ini dikawal oleh anggota Provos dan mereka dipersilakan kembali untuk segera pulang ke rumah dengan aman dan tertib,” katanya.
Menanggapi isu adanya negosiasi ataupun penahanan terhadap mahasiswa, Artanto menegaskan proses yang dilakukan adalah bentuk koordinasi demi menjaga situasi tetap kondusif.
“Sifatnya koordinasi ya, namanya juga kita menjalin hubungan relasi yang baik. Setelah koordinasi selesai, anggota bisa kembali dan kembali ke kantor,” pungkasnya.