AYOSEMARANG.COM -- Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menegaskan komitmen Pemprov Jateng untuk mendampingi pesantren dalam menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan anak.
“Alhamdulillah agenda yang disiapkan DP3AP2KB bersama UNICEF dan LPA Klaten langsung ditindaklanjuti. Dari pelatihan untuk 70 pesantren kemarin, muncul ide agar pelatihan lanjutan digelar langsung di pondok-pondok,” ujar Gus Yasin, sapaan akrabnya, usai menerima audiensi perwakilan UNICEF di ruang kerjanya, Jumat, 16 Mei 2025.
Dalam pertemuan tersebut, muncul rencana peluncuran program pendampingan yang lebih intensif untuk santri dan pengasuh pada momen Hari Santri Nasional 2025.
Pemprov Jateng juga akan mengajak berbagai pemangku kepentingan, seperti Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, dan Dinas Kesehatan, untuk bersinergi mencegah kekerasan melalui pendekatan lintas sektor. Program-program seperti Dokter Spesialis Keliling (Speling) dan Kecamatan Berdaya disebut akan diintegrasikan ke dalam upaya ini.
Baca Juga: Pemprov Jateng Tolak Kirim Anak Nakal ke Barak Militer, Warganet Kritik: Solusine Opo?
“Kita ingin semua program dikeroyok bareng. Bahkan nanti akan kita susun produk hukum turunan dari Perda Pesantren, untuk menguatkan perlindungan di dalamnya,” imbuh Gus Yasin.
Ia juga menekankan pentingnya kehadiran layanan konseling yang mudah diakses oleh santri dan pengasuh di lembaga pendidikan pesantren.
“Konseling harus kita dekatkan ke satuan pendidikan. Nanti dari DP3AP2KB akan menerbitkan buku saku panduan bagi santri dan pengasuh. Mereka akan tahu bagaimana bersikap saat menghadapi atau melihat kasus bullying,” tuturnya.
Audiensi ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Training of Facilitator (ToF) bertema Kesejahteraan Remaja di Pesantren, yang berlangsung dua hari sebelumnya di BPSDMD Provinsi Jawa Tengah.
Kepala Perwakilan UNICEF Wilayah Jawa, Ignatius Setyawan Cahyo, menyampaikan apresiasinya atas komitmen dan kepemimpinan Jawa Tengah dalam memperjuangkan perlindungan anak.
Baca Juga: Wartawan Gadungan di Semarang Ternyata Punya Jaringan Besar, Peras Orang Kaya Sampai Ratusan Juta
“Saya sangat senang bisa mendukung Pemerintah Jawa Tengah. Kepemimpinannya sangat proaktif dan progresif, dalam mengurangi segala bentuk kekerasan terhadap anak, termasuk diskriminasi dan intoleransi. Ini menumbuhkan optimisme bahwa penghapusan kekerasan terhadap anak di seluruh Indonesia itu, mungkin,” ujar Cahyo.
UNICEF memandang kegiatan ToF ini penting untuk mengukur pemahaman para pengasuh pesantren terkait isu kekerasan dan pengasuhan berbasis hak anak.
Organisasi ini juga menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh dari Pemprov Jateng dalam menyukseskan pelatihan tersebut.