AYOSEMARANG.COM -- Muhammad Akbar, seniman asal Bandung, memperkenalkan media seni baru berupa video art kepada publik Semarang melalui residensi di Kolektif Hysteria. Program ini menjadi bagian dari Kandang//Tandang ke-4, yang berfokus pada eksplorasi karya seni menggunakan medium video.
Seniman yang akrab disapa Akbar itu menyebut, pilihan video art sebagai media berkarya didorong oleh relevansinya terhadap perkembangan teknologi masa kini.
"Jadi yang di-highlight itu, bagaimana sih kita berkomentar, mengumpat, atau berpikir kritis dalam bentuk karya, tapi kita menggunakan medium video," jelas Akbar, usai pembukaan pameran di Gd. Monod Diephuis, Kota Lama, Semarang, pada Jumat 1 Agustus 2025.
Baca Juga: BRIN Temukan Sesar Aktif di Semarang, Potensi Gempa Lebih Besar dari Sesar Lembang
"Di mana medium itu sendiri, sekarang sudah jadi bagian dari keseharian kita. Dan itu dekat dengan tubuh kita sendiri. Sehari-hari ya kita menggunakan video, kita mengkonsumsi video. Video menempel di diri kita, maksudnya seperti di gadget," lanjutnya.
Meski awalnya menggeluti seni rupa seperti komik, desain grafis, dan kolase, Akbar akhirnya menemukan video art sebagai medium yang tepat setelah melalui proses panjang di dunia film.
Program residensi ini berlangsung hampir satu bulan dengan tiga tahap utama:
Brainstorming bersama partisipan residensi mengenai konsep video art, melalui lokakarya terbatas diikuti tujuh seniman Hysteria dan pendaftar umum.
Produksi karya sesuai wacana yang ingin disampaikan masing-masing seniman, termasuk Akbar.
Pameran karya selama tujuh hari di Gedung Monod Diephuis, Jl. Kepodang, Kota Lama Semarang, pada 1–7 Agustus 2025.
Baca Juga: Penta K Labs 5 oleh Hysteria Semarang: Berpusat di Kota Lama, Angkat Potensi Komunitas dan Kesenian
Karya Lintas Disiplin di “Icip-icip”
Project Manager Program Kandang//Tandang, Sirril Wafa, mengatakan pameran bertajuk “Icip-icip” ini menampilkan karya dari lintas disiplin, mulai dari instalasi, pemutaran melalui LCD proyektor, televisi, hingga perangkat ponsel.
"Setiap partisipan atau pencipta yang terlibat memproduksi karya berbeda, yang dipamerkan dengan penampakan visual yang berbeda. Ada yang berbentuk instalasi, ada yang langsung diputar melalui LCD Proyektor, TV, sampai HP," kata Sirril.