AYOSEMARANG.COM -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendukung penuh program Pondok Pesantren Ramah Anak yang digagas Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jateng.
Program ini dilaksanakan dengan menggandeng United Nations Children's Fund (Unicef) dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Klaten.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, menegaskan pentingnya program tersebut untuk mewujudkan provinsi zero bullying (nol perundungan).
Baca Juga: Hak Politik Tak Dicabut, Mbak Ita dan Alwin Basri Tetap Bisa Ikut Pemilu Usai Keluar Penjara
Ia menyebut, kasus kekerasan terhadap anak di Jawa Tengah hingga 2025 masih ditemukan di sejumlah lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren.
"Kita dituntut untuk zero bullying di Jawa Tengah, baik di sekolah maupun di pesantren,” kata dia dalam Halaqah Pesantren Ramah Anak, Pesantren Aman dan Sehat, di Asrama Haji Transit Komplek Islamic Center, Kota Semarang, Rabu, 27 Agustus 2025.
Pemprov Jateng juga mengapresiasi langkah Kanwil Kemenag yang telah membentuk Satgas Penanganan Kekerasan di pondok pesantren.
Kolaborasi pemerintah daerah bersama Satgas ini diharapkan mampu mempercepat sosialisasi dan pencegahan kekerasan di lingkungan pesantren.
Menurut Taj Yasin atau yang akrab disapa Gus Yasin, urgensi program ini tidak lepas dari jumlah pondok pesantren di Jawa Tengah yang mencapai 5.364 lembaga, dengan total santri 520.014 orang.
Baca Juga: Hak Politik Tak Dicabut, Mbak Ita dan Alwin Basri Tetap Bisa Ikut Pemilu Usai Keluar Penjara
Ia juga meminta pihak pesantren bersikap transparan jika terjadi tindakan perundungan atau pelanggaran hukum.
“Transparansi akan menjadikan meningkatnya kepercayaan publik terhadap lembaga pesantren,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Jateng, Saiful Mujab, menambahkan bahwa Satgas Pesantren Ramah Anak sudah resmi dikukuhkan oleh Wakil Gubernur.
Pihaknya akan bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mengawal implementasi program ini di seluruh wilayah Jawa Tengah.