Pemprov Jateng dan Undip Bersinergi Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi

photo author
- Jumat, 12 September 2025 | 10:28 WIB
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi saat menerima audiensi Kepala Dekan FK Undip Yan Wisnu di kantornya.  (Humas Jateng)
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi saat menerima audiensi Kepala Dekan FK Undip Yan Wisnu di kantornya. (Humas Jateng)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menekan angka kematian ibu dan bayi. Berbagai fasilitas diberikan untuk ibu hamil, mulai dari enam kali pemeriksaan dan dua kali USG gratis hingga pendampingan kehamilan berisiko tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Jateng, Yunita Dyah Suminar, mengatakan angka kematian ibu dan bayi sebenarnya bisa dicegah. Faktor yang memengaruhi antara lain ketersediaan fasilitas, tenaga kesehatan, serta kesadaran masyarakat.

"Angka kematian ibu dan anak itu bisa dicegah. Banyak unsurnya seperti dari sisi fasilitasnya, SDM-nya, dan masyarakatnya,” kata Yunita saat mendampingi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menerima audiensi dari Dekan dan peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) di Semarang, Kamis 11 September 2025.

Baca Juga: Syarat Khusus Beli Tiket PSIS Semarang vs Persiku Kudus, Harga Mulai Rp55 Ribu

Data mencatat, pada 2024 jumlah kematian ibu dan bayi di Jawa Tengah mencapai 427 jiwa. Sementara hingga Agustus 2025, tercatat 270 jiwa.

“Sebetulnya dibandingkan tahun lalu sudah turun, tetapi belum signifikan menurut kami," ujarnya.

Rata-rata penyebab kematian antara lain pendarahan, infeksi, dan eklampsia.

Yunita menambahkan, peran Fakultas Kedokteran Undip yang melibatkan ahli dari Inggris akan sangat membantu pemerintah daerah. Bukti lapangan yang diperoleh bisa menjadi dasar dalam merumuskan solusi untuk menekan angka kematian.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyambut baik langkah tersebut. Ia menyebut kolaborasi dengan Undip merupakan bentuk nyata dukungan akademisi dalam memperbaiki pelayanan kesehatan di Jawa Tengah.

“Makanya saya minta bantuan universitas yang punya dokter spesialis untuk turun," kata Luthfi.

Menurutnya, program dokter Spesialis Keliling (Speling) yang digagas bersama Taj Yasin Maimoen sudah berjalan baik, namun masih terkendala kurangnya tenaga dokter spesialis.

Baca Juga: Dosen Undip Dituntut 3 Tahun Penjara Dugaan Pemerasan Mahasiswa PPDS Senilai Rp2,4 Miliar

Dekan Fakultas Kedokteran Undip, Yan Wisnu Prajoko, menyampaikan kunjungannya ke Kantor Gubernur untuk melaporkan hasil penelitian lapangan terkait faktor-faktor kematian ibu dan bayi.

Tiga hari sebelumnya, tim Fakultas Kedokteran Undip telah melakukan pengamatan di Kabupaten Brebes, mencakup aspek sumber daya manusia, fasilitas kesehatan, hingga kecepatan respons darurat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X