Haru, Aksi Solidaritas Mahasiswa UIN Walisongo untuk Enam Rekan Korban Sungai Jolinggo

photo author
- Kamis, 6 November 2025 | 15:39 WIB
Aksi solidaritas mahasiswa UIN Walisongo Semarang untuk rekannya yang hanyut di sungai saat KKN.  (Istimewa)
Aksi solidaritas mahasiswa UIN Walisongo Semarang untuk rekannya yang hanyut di sungai saat KKN. (Istimewa)

AYOSEMARANG.COM -- Sekitar 400 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar aksi solidaritas mengenang enam rekan mereka yang menjadi korban hanyut di Sungai Jolinggo, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal.

Aksi digelar di area Landmark Kampus 3 UIN Walisongo pada, Rabu 5 November 2025 malam. Seluruh peserta mengenakan pakaian serba hitam sebagai simbol duka dan solidaritas, sesuai imbauan dari Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo.

Kegiatan dimulai pukul 19.10 WIB dengan doa bersama, pembacaan puisi, serta kesaksian mahasiswa yang terlibat dalam proses evakuasi korban di lokasi kejadian. Suasana haru menyelimuti kampus, beberapa peserta bahkan tak kuasa menahan tangis.

Baca Juga: Korban Terakhir Mahasiswa KKN UIN Walisongo Hanyut di Sungai Jolinggo Ditemukan Meninggal

Setelah prosesi doa, acara dilanjutkan dengan pemasangan foto para korban dan tabur bunga sebagai bentuk penghormatan terakhir.

Ketua DEMA UIN Walisongo, Muhammad Mu’tasim Billah, mengaku sangat terkejut saat pertama kali mendengar kabar musibah tersebut.

“Saat awal mendapat kabar, kami sempat tidak percaya. Ternyata ini benar-benar sebuah musibah. Malam ini kami berkumpul untuk berdoa, menunjukkan kepedulian, sekaligus menerima arahan dari pihak rektorat,” ujarnya.

Mu’tasim menegaskan, DEMA akan meminta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIN Walisongo untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di lapangan.

Baca Juga: Dikira Bau Tak Sedap dari Bangkai Tikus,  Ternyata Pemilik Rumah sudah Membusuk

“Ini menjadi bahan kritik bagi LPPM sebagai penanggung jawab KKN. Ke depan, pengawasan harus lebih diperketat. Idealnya, satu dosen pembimbing mendampingi satu desa, bukan dua,” katanya.

Ia menambahkan, pengawasan terhadap peserta KKN selama ini masih minim.

“Dalam praktiknya, dosen pembimbing biasanya hanya datang dua atau tiga kali selama KKN berlangsung,” tambahnya.

Sementara itu, mahasiswa UIN Walisongo lainnya yang ikut dalam proses evakuasi, M. Yuzrul Rizanul Muna, menuturkan bahwa seluruh peserta KKN berada di sekitar aliran sungai saat kejadian.

“Hanya sembilan orang yang posisinya di tepi sungai, sehingga mereka berhasil menyelamatkan diri,” ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: adib auliawan herlambang

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X